Problematika penerapan pembebasan bersyarat bagi narapidana tindak pidana korupsi

Show simple item record

dc.contributor.advisor Ulfah, Maria
dc.contributor.author Putra, Fahmi Mulya
dc.date.accessioned 2019-01-21T06:00:03Z
dc.date.available 2019-01-21T06:00:03Z
dc.date.issued 2018
dc.identifier.other skp36555
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/7304
dc.description 4194 - FH en_US
dc.description.abstract Indonesia merupakan negara yang berlandaskan pada hukum. Setiap orang mempunyai hak yang diberikan oleh undang-undang dan harus dihargai keberadaannya. Salah satu pengaturan mengenai hak bagi setiap orang dapat di lihat di dalam Pasal 28 UUD 1945. Begitu pula narapidana mempunyai hak yang diatur tersendiri di dalam hukum pidana yang terdapat di dalam Pasal 14 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan. Diataranya terdapat hak pembebasan bersyarat, remisi, asimilasi, dan cuti menjelang bebas. Akan tetapi pada praktiknya, terdapat narapidana tindak pidana korupsi yang mendapatkan pembebasan bersyarat yang tidak sesuai dengan kenyataan atau aturan tertulis yang berlaku seperti Urip Tri Gunawan dan Artalyta Suryani. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis sosiologis, yaitu suatu penelitian yang dilakukan terhadap keadaan nyata masyarakat atau lingkungan masyarakat dengan maksud dan tujuan untuk menemukan fakta (fact-finding), yang kemudian menuju pada identifikasi (problem-identification) dan pada akhirnya menuju kepada penyelesaian masalah (problem-solution). Penelitian dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin. Permasalahan muncul dalam skripsi ini mengenai kriteria dan hambatan dalam penerepan pembebasan bersyarat bagi narapidana tindak pidana korupsi di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin. Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan pada besarnya vonis (pidana penjara) bagi masing-masing narapidana tindak pidana korupsi yang diberikan oleh hakim pengadilan. Dalam praktiknya dimungkinkan terjadi perbedaan penilaian atas kriteria “berkelakuan baik” bagi narapidana tindak pidana korupsi oleh para pihak yang berwenang dalam pemberian pembebasan bersyarat. Oleh karena itu, disarankan agar dirumuskan ketentuan jelas mengenai berkelakuan baik dan ketentuan sanksi administratif atau sanksi pidana bagi para pihak berwenang tersebut. Hal ini penting agar perbedaan penilaian atas kriteria pembebasan bersyarat bagi narapidana tindak pidana korupsi tidak disalahgunakan untuk “kepentingan tertentu” yang tidak sesuai peruntukannya. en_US
dc.publisher Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum - UNPAR en_US
dc.title Problematika penerapan pembebasan bersyarat bagi narapidana tindak pidana korupsi en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2011200015
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0402128702
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI605#Ilmu Hukum


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account