Abstract:
Peraturan perundangan-undangan terdiri atas berbagai jenis peraturan secara hierarkis. Namun peraturan perundang-undangan antara yang satu dengan yang lain dapat terjadi pertentangan, sehingga peraturan perundang-undangan dapat diuji kebenerannya. Hak untuk melakukan pengujian peraturan perundang-undangan diberikan kepada Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi, tergantung peraturan perundang-undangan yang manakah yang menjadi objek pengujian.
Dalam proses perkara pengujian peraturan perundang-undangan, dikenal asas-asas hukum salah satunya adalah asas audi et alteram partem, yang berarti bahwa pemeriksaan dalam persidangan haruslah mendengar keterangan para pihak dan merupakan asas yang menjadi wujud dalam prinsip keadilan dalam peradilan. Dengan tidak melibatkan para pihak khususnya pihak pemohon dalam perkara pengujian peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang oleh Mahkamah Agung, maka cenderung akan membelenggu rasa keadilan pihak pemohon karena tidak terjadi pemeriksaan yang dilakukan dihadapan pihak yang berperkara.
Sesuai dengan judul penelitian ini, akan dikaji lebih dalam tentang proses perkara pengujian peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang oleh Mahkamah Agung dengan dikaitkan dengan asas audi et alteram partem dalam rangka pemenuhan rasa keadilan pihak pemohon. Dalam penelitian ini akan dikaji apakah pengaturan hak uji materiil Mahkamah Agung telah memuat asas audi et alteram partem dan apakah telah memenuhi rasa keadilan pemohon. Selain itu akan dikaji pula solusi yang relevan untuk memecahkan masalah yang ada nantinya.