Dampak perubahan bentuk ruang bagi kualitas akustik pada aktivitas kebaktian dalam ruang ibadah utama dan adisi di Gereja Kristen Indonesia Kayu Putih Jakarta

Show simple item record

dc.contributor.advisor Sutanto, E.B. Handoko
dc.contributor.author Salomo, Evan David
dc.date.accessioned 2023-10-12T03:02:20Z
dc.date.available 2023-10-12T03:02:20Z
dc.date.issued 2023
dc.identifier.other skp43947
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/16250
dc.description 6507 - FTA en_US
dc.description.abstract Gereja merupakan salah satu jenis tempat ibadah bagi umat Kristiani di dunia. Jenis gereja juga dibedakan untuk jemaat Kristen Katolik dengan Kristen Protestan, sehingga layout dalam untuk ibadah dan penunjang lainnya cukup berbeda. Kegiatan ibadah dalam gereja sangat berkesinambungan dengan elemen audial, baik dari penyampaian khotbah kepada jemaat yang hadir, serta iringan nyanyian dari paduan suara dan alat musik pada sesi pujian. Aktivitas dalam satu sesi ibadah gereja pada umumnya diisi oleh kebaktian khotbah dan paduan suara pujian bermusik. Perbandingan persentase durasi dalam satu sesi ibadah gereja berkisar 75:25 sampai 65:35 khotbah terhadap musik, tergantung berdasarkan pendeta / penatua yang memberikan khotbah pada sesi tersebut serta paduan suara resident atau tamu. Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Kuantitatif dengan metode observasi, pengukuran dan pengumpulan data dalam objek studi, yang kemudian akan dibandingkan dengan hasil simulasi software I-SIMPA. Observasi yang dijalankan mencakup bentuk, material dan dimensi masing-masing ruang ibadah utama dan adisi pada Gereja Kristen Indonesia Kayu Putih, kemudian posisi ruang ibadah adisi tersebut terhadap sumber suara, serta memperhitungkan pengaruh dari kapasitas jemaat pada masing-masing ruangan. Perhitungan data dilakukan saat salah satu sesi kebaktian berlangsung dan membandingkannya dengan simulasi digital, serta mencatat data penelitian pasca huni. Penilaian akan kriteria kualitas akustik terhadap masing-masing ruang ibadah meliputi kekerasan suara yang cukup, pemerataan energi bunyi yang seimbang, waktu dengung yang sesuai dengan fungsi ruang khotbah gereja, identifikasi ada atau tidaknya cacat akustik yang ditemukan, serta kebebasan dari bising dan getaran yang mampu mengganggu kenyamanan audial jemaat, hingga tingkat kejernihan artikulasi yang baik. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa perubahan bentuk ruangan beserta faktor-faktor pendukung lainnya seperti material dan kapasitas ruangan memang mampu mempengaruhi kualitas akustik yang ada pada ruangan tersebut. Berdasarkan parameter kualitas akustik, tingkat kekerasan suara dan cacat akustik tidak memenuhi prasyarat sesuai fungsi bangunan, namun masih bisa diatasi. Parameter pemerataan suara, waktu dengung, dan eliminasi kebisingan digolongkan memenuhi standar. Kekerasan suara yang sudah didata bisa diatasi dengan pengaturan volume desibel dari speaker yang membantu penyebaran ke seluruh ruang ibadah, dikarenakan 110 dB digolongkan tidak nyaman bagi jemaat yang duduk dalam radius terdekat dengan speaker tersebut, sehingga dianjurkan untuk pengecilan output suara menjadi maksimum 90 dB. Beberapa cacat akustik yang ditemukan baik dari bentuk ruangan hingga material yang digunakan bisa diatasi dengan perubahan material dan orientasi tekstur yang meminimalisir potensi bentuk dinding paralel pada ruang. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject GEREJA, AKUSTIK, BENTUK RUANG, RUANG IBADAH, RUANG ADISI en_US
dc.title Dampak perubahan bentuk ruang bagi kualitas akustik pada aktivitas kebaktian dalam ruang ibadah utama dan adisi di Gereja Kristen Indonesia Kayu Putih Jakarta en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2016420201
dc.identifier.nidn/nidk NIDK8805580018
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI611#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account