Abstract:
Rancangan Interior pada bangunan ini menggunakan gaya Minimalis Tropis Moderen.
Gaya Minimalis dimaksud untuk mereduksi hal-hal yang tidak diperlukan, misalnya fungsi ruang
dari segi kebutuhan, dimensi dan bentuk benar-benar didesain hanya karena kebutuhan. Sedang
ketropisan terkait dengan iklim lokal setempat, dimana desain harus beradaptasi dengan iklim
yang ada seperti terhadap teriknya matahari, gerakan udara/angin, kelembapan dan suhu udara
yang relatif tinggi serta curah hujan yang besar. Pendekatan desain pasif menjadi fokus utama
dalam merancang gereja ini dengan tujuan mengoptimalkan pemakaian energi alami utk
mendapatkan kenyamanan termal dan pencahayaan alami yang aptimal di dalam ruamg gereja
yang pada akhirnya akan mencapai desain yang hemat energi terutama dalam
mengoperasionalkan bangunan nanti.
Aspek kenyamanan termal dan visual dari ruang dalam dan ruang luar gereja, di
konsepkan untuk mengunakan energi alami seoptimal mungkin, dengan cara merencanakan
banyak bukaan yang memungkinkan udara dan cahaya matahari dapat masuk ke dalam ruangan
sebanyak-banyaknya dengan tidak mengabaikan kebutuhan aspek lainnya seperti privasi,
kebisingan, tampiasan air hujan dan kegiatan beribadah di dalam bangunan.
Untuk ruang luar kenyamanan termal dan visual dimplementasikan dengan menggunakan
bahan-bahan alami seperti tanaman untk mendapatkan peneduhan dan kesejukan, juga dapat
menyaring cahaya silau dari matahari langsung. Pemakaina bahan bangunan juga menjadi
penting untuk diperhatikan baik untuk keamanan pejalan kaki maupun anak-anak yang bermain
disana.
Diharapkan rancangan ruang dalam dan ruang luar ini dapat meningkatkan kualitas
beribadah dan pelayanan umat gereja St. Gabriel sehingga kehadiran gereja baru ini sungguh
dapat bermanfaat bagi umat katolik pada umumnya dan bagi paroki St. Gabriel khususnya, amin.