Abstract:
Pada awal tahun 2020, seluruh dunia termasuk Indonesia menghadapi pandemi Covid 19 yang mengakibatkan perekonomian menurun. Indonesia menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) demi menghambat penyebaran Covid 19 . Akibat dari penerapan kebijakan tersebut adalah penurunan pendapatan dari sektor pariwisata sebesar 20,7 miliar rupiah. Jumlah wisatawan dari negara asing yang datang ke Indonesia juga turun sebanyak 75% dari tahun sebelumnya. Hal ini tentu menjadi salah satu penyebab terancamnya keberlang sungan perusahaan yang bergerak di sektor pariwisata, perhotelan, dan restoran. Laporan keuangan setiap perusahaan wajib diaudit oleh
independent auditor. Auditor akan memberikan opini audit going concern ketika sebuah perusahaan diragukan akan kemampuannya untuk melanjutkan usahanya. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi
pemberian opini audit going concern adalah audit delay, audit tenure , ukuran perusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya. Perusahaan dengan audit delay yang lama memiliki peluang besar men erima opini audit going concern. Audit tenure dianggap bisa
mencerminkan independensi seorang auditor. Semakin lama periode audit tenure maka semakin kecil peluang sebuah perusahaan akan menerima opini audit going concern . Selain itu, ketika sebuah perusah aan dianggap sudah besar, maka ada kecil peluang perusahaan itu akan menerima opini audit going concern karena perusahaan besar dinilai lebih stabil. Perusahaan yang pada tahun sebelumnya menerima opini audit going concern memiliki peluang yang lebih besar untuk menerima opini audit going concern karena ketika
perusahaan sudah menerima opini audit going concern , perusahaan juga akan kesulitan mendapatkan dana dari luar seperti kreditur dan investor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh audit delay, audit tenure , ukuran perusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap pemberian opini audit going concern pada perusahaan subsekt or pariwisata, perhotelan, dan restoran yang terdaftar di BEI laporan keuangan periode 2018 2020. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan metode hypothetico deductive . Jumlah populasi
dalam penelitian ini adalah 4 4 perusahaan. Sedangkan perusahaan yang lulus seleksi dengan metode purposive sampling dan digunakan sebagai sampel adalah sebanyak 2 3 perusahaan. Seluruh data dalam penelitian ini diolah menggunakan aplikasi Eviews 12 . Pengujian yang dilakukan dalam p enelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis frekuensi, uji kelayakan model regresi, uji hipotesis, uji koefisiensi determinasi, dan analisis regresi logistic data
panel Kesimpulan yang bisa didapat dari penelitian ini adalah bahwa variabel audit delay dan opini audit tahun sebelumnya terbukti berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern. Sedangkan audit tenure dan ukuran perusahaan tidak terbukti berpengaruh
secara parsial terhadap pemberian opini audit going concern . A udit delay, audit tenure, ukuran perusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya secara simultan terbukti berpengaruh pemberian opini audit going concern . Berdasarkan hasil penelitian, perusahaan sektor pariwisata, perhotelan, dan restoran disarankan untuk menjaga kinerj a perusahaan untuk menghindari pemberian opini audit going concern . Auditor disarankan untuk menjaga indenpendensinya. Sementara investor disarankan untuk memperhatikan laporan keuangan
dan laporan audit sebelum memutuskan investasi. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan variabel maupun indikator lain untuk melihat faktor yang mempengaruhi pemberian opini audit going concern. Meneliti sektor perusahaan yang berbeda, dan
memperluas periode penelitian agar penelitian bisa mencakup aspek aspek lain yang tidak ada di dalam penelitian ini