Abstract:
Industri asuransi tumbuh dengan pesat seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan dan
tingkat kesejahteraan masyarakat. Seorang kepala keluarga dapat tetap memberi tunjangan
finansial kepada anggota keluarga yang ditinggalkan jika orang tersebut membeli produk asuransi
jiwa pada masa hidupnya. Perhitungan besaran aktuaria untuk asuransi jiwa, seperti nilai tunai
aktuaria dari manfaat dan premi, serta perhitungan cadangan sangat bergantung pada peluang
ketahanan hidup. Di Indonesia digunakan Tabel Mortalita Indonesia (TMI) sebagai acuan
untuk menghitung peluang ketahanan hidup. Tetapi Tabel Mortalita Indonesia tidak diterbitkan
setiap tahun karena kendala waktu dan biaya. Akibatnya perhitungan besaran nilai aktuaria
pada selang waktu penerbitan tabel mortalita dapat menjadi kurang akurat. Pada skripsi
ini akan dibahas transformasi linear dan transformasi proporsional tingkat kematian. Ada 2
cara yang dilakukan untuk melakukan transformasi proporsional dan transformasi linear yaitu
menggunakan kpx dan px+k. Performansi transformasi diuji dengan membandingkan standard
error atau prosentase error antara nilai hampiran dengan nilai eksak dari peluang ketahanan
hidup lalu membandingkan nilai tunai aktuaria manfaat asuransi jiwa berjangka, endowment
murni dan dwiguna n-tahun, serta anuitas jiwa berjangka n-tahun. Hasil simulasi menunjukan
bahwa transformasi linear dengan menggunakan kpx merupakan transformasi yang paling baik
dalam menghampiri nilai peluang ketahanan hidup.