Abstract:
Dalam bisnis ritel, persediaan merupakan hal terpenting, para pebisnis di bidang retail
fokus di biaya persediaan untuk mengurangi biaya gudang. Namun, yang menjadi
tantangan bisnis dalam hal ini adalah mengefisiensikan persediaan agar tidak menjadi
berlebih maupun kekurangan. Salah satu toko yang menghadapi tantangan tersebut
adalah Toko Young.Toko Young berdiri sejak tahun 1985 dan menjual berbagai jenis
barang. Untuk menghadapi tantangan tersebut toko memerlukan sistem pendukung
keputusan persediaan
Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan menekankan pada analisis
terhadap tantangan yang ada. Teknik analisis yang digunakan adalah Business
Challenge Bundle, Analisis SWOT, Business Process Modelling Notation. Business
Challenge Bundle digunakan untuk mendapatkan gambaran penyebab tantangan
efisiensi terjadi di toko, Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi berbagai
elemen secara sistematis untuk merumuskan strategi untuk toko, Business Process
Modeling Notation digunakan untuk menggambarkan rancangan sistem pendukung
keputusan, terbagi menjadi BPMN sistem yang sedang berjalan, dan rancangan sistem
yang diusulkan.
Tantangan efisiensi persediaan disebabkan perubahan waktu hari raya lebaran yang
mengakibatkan jumlah persediaan harus berubah sesuai dengan kejadian, barang sulit
terjual karena adanya perubahan kesukaan pelanggan, dan ketidaksesuaian antara
pencatatan dengan yang barang yang ada di gudang. Dalam mengatasi ketiga
tantangan ini diusulkan 4 modul sistem, yaitu membantu memetakan kebiasaan
pelanggan, mengkategorisasi barang yang terjual cepat dan lambat, mengetahui
persediaan barang secara aktual, dan mengingatkan kapan harus belanja. Pemilik
Toko Young memberi komentar positif terhadap rancangan sistem, yaitu alur berpikir
mudah dimengerti, mampu membuat pemilik untuk membuat prediksi secara
semester maupun triwulan, kebutuhan dasar (input data) ada, dan data lebih jelas dan
akurat. Kekurangan dari rancangan sistem ini adalah masih harus diperbarui secara
manual(belum otomasisasi), dan sistem harus perlu penyempurnaan lagi