Hubungan budaya organisasi dengan komitmen pegawai di Redaksi PT. Galamedia Bandung Perkasa

Abstract

Budaya organisasi merupakan acuan bagi seluruh anggota organisasi dalam bekerja dan berperilaku. Robbins (1996:294) juga menyatakan salah satu fungsi budaya organisasi adalah mempermudah timbulnya komitmen. Adanya tingkat turnover yang rendah yaitu sebagian besar dari pegawai telah bekerja selama 10 tahun membuat penulis tertarik untuk meneliti salah satu faktornya yaitu kecocokan budaya organisasi serta komitmen pegawai. Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan budaya organisasi saat ini dan budaya yang diharapkan pegawai pada Redaksi PT. Galamedia dengan menggunakan Organizational Culture Assesment Instrument (OCAI) serta mengetahui hubungan antara gap budaya organisasi dengan komitmen pegawai. Data penelitian didapat melalui wawancara, dokumen perusahaan, dan kuesioner yang terdiri dari 57 pertanyaan dengan jumlah responden 29 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa budaya organisasi dominan pada Redaksi PT. Galamedia adalah budaya clan, dimana budaya organisasi tersebut memiliki skor tertinggi yaitu 25.86 untuk kondisi saat ini dan 27.18 untuk kondisi yang diharapkan. Tingkat gap tidak signifikan pada penelitian ini. Di urutan kedua diduduki oleh budaya adhocracy dengan skor 24.77 untuk kondisi saat ini dan 25.37 untuk kondisi yang diharapkan. Pada posisi ketiga ada budaya market dengan skor 24.77 untuk kondisi saat ini dan 24.25 pada kondisi yang diharapkan. Dan di posisi terakhir diduduki oleh budaya hierarchy dengan skor 24.6 untuk kondisi saat ini dan 23.19 untuk kondisi yang diharapkan. Antara gap budaya dengan komitmen pegawai tidak ditemukan adanya hubungan, hal tersebut didasari oleh perhitungan korelasi secara statistik menggunakan software SPSS. Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis ingin memberikan saran kepada perusahaan untuk mengevaluasi kembali bagaimana budaya yang diterapkan dalam perusahaan apakah sudah sesuai dengan penerapan yang ada, karena ketidaksesuaian antara apa yang dijalankan saat dan yang diharapkan pegawai akan berdampak pada komitmen pegawai dan keefektifan perusahaan pada jangka panjang. Kesesuaian budaya yang dibentuk manajemen puncak dan yang diinginkan pegawai akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih nyaman dan kondusif sehingga tujuan perusahaan akan lebih mudah tercapai.