Abstract:
PT Dirgantara Indonesia (Indonesian Aerospace Inc.) adalah industri pesawat terbang yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan di wilayah Asia Tenggara. Perusahaan ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Salah satu produk yang dihasilkan adalah pesawat N219. Sebagai perusahaan kedirgantaraan kelas dunia yang berbasis pada penguasaan teknologi tinggi dan memiliki daya saing di pasar global, PTDI harus mampu untuk meningkatkan daya saing dengan mempertimbangkan kualitas dan pelayanan, selain itu juga PTDI harus memikirkan pengurangan biaya dalam proses produksinya. Salah satunya dengan mengurangi berbagai pemborosan yang terjadi selama proses produksi sayap pesawat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan meminimasi aktivitas yang tergolong non value adding dan mengurangi waste yang ada dengan menerapkan konsep Lean Manufacturing dan menggunakan metode Value Stream Mapping untuk memetakan pemborosan yang terjadi.
Value Stream Mapping merupakan gambaran proses secara keseluruhan dan terperinci yang kemudian dilanjutkan dengan identifikasi dan reduksi waste dan biaya. Pembuatan Value Stream Mapping dimulai dari kondisi sebelum dilaksanakannya Lean Manufacturing oleh PTDI dan membandingkannya dengan Value Stream Mapping pada kondisi saat ini, yaitu setelah penerapan Lean Manufacturing.
Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa urutan waste dari yang paling sering terjadi adalah waiting, inappropriate processing, unnecessary motions, defects, transportation, unnecesarry inventory, overproduction. Diidentifikasi juga terdapat 3 aktivitas value added (33,3%) yaitu dari aktivitas assy structure, painting, dan sealant, 2 aktivitas non value added (22,2%) yaitu dari aktivitas waiting dan assembly, dan 4 aktivitas necessary but non value added (44,4%) dan hasil efisiensi siklus produk 92,1% yang artinya belum sempurna namun cukup efisien.