dc.description.abstract |
Melihat persaingan industri perbengkelan body repair yang saat ini semakin ketat, perusahaan harus memiliki keunggulan tersendiri yang membedakan perusahaannya dengan perusahaan lain yang sejenis, agar mampu bersaing dalam dunia usaha. Salah satu keunggulan yang dapat menjadi daya tarik perusahaan yaitu dengan cara memberikan produk yang sesuai dengan standard kualitas, baik itu barang maupun jasa agar tercipta kepuasan konsumen. Maka dari itu ketika ditemukan ketidaksesuaian produk dengan standard kualitas maka perusahaan akan melakukan perbaikan (rework), yang tentunya akan menyebabkan biaya produksi menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan besarnya biaya rework terhadap biaya produksi perusahaan serta mengetahui penyebab rework yang terjadi di perusahaan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang menggambarkan karakteristik suatu objek serta studi kasus yang menggali dan menganalisis secara mendalam mengenai segala hal terkait kasus yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan penelitian lapangan melalui wawancara dan observasi dari objek penelitian, yaitu PT. Mentari Cahaya Utama.
Berdasarkan hasil penelitian, biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk rework sebesar Rp 41.849.646. Sedangkan total biaya bahan baku perusahaan tahun 2016 sebesar Rp 1.918.026.814. Sehingga didapat angka persentase penyimpangan biaya bahan baku yang diakibatkan rework sebesar 2,18%. Penulis tidak melakukan perhitungan biaya spare parts, biaya tenaga kerja dan biaya overhead yang timbul akibat rework, karena biaya spare parts ditagihkan kepada customer sehingga biaya tersebut tidak relevan dengan biaya yang muncul akibat rework, sedangkan biaya tenaga kerja dan biaya overhead tidak dapat diidentifikasi secara langsung terhadap produk. Selain menimbulkan biaya materiil yang cukup besar, rework juga mengakibatkan lini produksi terganggu.
Setelah melakukan penelitian, penulis menemukan adanya beberapa kekurangan dalam prosedur kontrol yang diterapkan perusahaan, adanya kekurangan dalam sistem pembayaran tenaga kerja bagian produksi serta rework disebabkan oleh faktor human error atau para pekerjanya, dan biasanya mereka mengulang kesalahan yang sama yang berulang-ulang. Untuk mengurangi jumlah rework, maka perusahaan sebaiknya melakukan evaluasi prosedur kontrol pekerja agar tidak hanya melakukan quality control pada tahap akhir saja, namun melakukan kontrol selama proses pengerjaan, mengubah sistem bonus yang dilakukan saat ini menjadi bonus per unit keluar berdasarkan kinerja setiap karyawan, dan mensosialisasikan kepada pekerja setiap bagian atas kesalahan yang seringkali mereka lakukan dan juga mengadakan training untuk karyawan sehingga mereka dapat mengurangi kesalahan yang sama untuk ke depannya. Serta penulis juga mengusulkan agar perusahaan mengubah sistem pembayaran tenaga kerja bagian produksi dari gaji menjadi upah. |
en_US |