Perwujudan ruang sakral gereja-gereja karya Romo Mangunwijaya : studi kasus Gereja Maria Assumpta Klaten, Gereja Maria Sapta Duka Mendut, dan Gereja Theresia Salam

Show simple item record

dc.contributor.advisor Gunawan, Yenny
dc.contributor.author Tanumihardja, Maria Angelina
dc.date.accessioned 2017-11-08T02:44:55Z
dc.date.available 2017-11-08T02:44:55Z
dc.date.issued 2017
dc.identifier.other skp34659
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/3874
dc.description 5886 - FTA en_US
dc.description.abstract Ruang sakral ada dimana-mana dan telah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak ribuan tahun lalu. Salah satu bentuk perwujudan ruang sakral adalah Gereja Katolik. Ruang sakral dalam Gereja Katolik harus dapat menampung kegiatan liturgi sesuai dengan kaidah dan urutan kegiatannya agar perayaan liturgi Ekaristi dapat berjalan dengan baik. Salah satu arsitek Indonesia yang secara gamblang menyatakan kesadarannya dalam menerapkan konsepsi Gereja menurut Konsili Vatikan II dalam desainnya adalah Romo Mangunwijaya. Penelitian ini akan berusaha membuka pemahaman mengenai konsep dan perwujudan ruang sakral yang terdapat pada gerejagereja karya Romo Mangunwijaya jika ditinjau dari konsep dan perwujudan ruang sakral Gereja Katolik universal. Penelitian akan dilakukan berdasarkan studi awal yang dilakukan dengan mengkaji teori ruang sakral universal yang diajukan oleh Eliade dan teori ruang sakral Gereja Katolik universal yang merujuk pada prinsip-prinsip ruang liturgi. Dari teori yang ada kemudian dapat dirumuskan suatu indikator yang merupakan perwujudan konsep-konsep ruang sakral tersebut dalam arsitektur Gereja Katolik. Indikator yang telah ada kemudian akan digunakan untuk ‘membedah’ bangunan dengan memfokuskan penelitian kepada tatanan ruang, orientasi, ornamen, proporsi, dan suasana. Hasil analisa masing-masing obyek studi kemudian akan diolah lebih lanjut melalui tabel perbandingan sehingga dapat disimpulkan perwujudan ruang sakral pada gereja karya Romo Mangunwijaya. Dari hasil penelitian pada ketiga obyek studi, didapatkan hasil bahwa perwujudan ruang sakral gereja karya Romo Mangun paling kuat ditunjukkan dari segi orientasi, ornamen, dan suasana. Selain itu, obyek studi yang menampilkan perwujudan ruang sakral paling kuat adalah Gereja Theresia Salam. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: bagi kaum umum, penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai pentingnya ruang sakral dalam Gereja Katolik serta bagaimana mengintegrasikan nilai dan budaya setempat ke dalam konsep ruang sakral yang telah ditetapkan dalam aturan Gereja Katolik. Sementara itu bagi para arsitek dan lembaga Gereja Katolik, penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai konsep ruang sakral dalam Gereja Katolik serta bagaimana mewujudkan konsep ruang sakral tersebut ke dalam arsitektur Gereja Katolik. en_US
dc.publisher Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject ruang sakral en_US
dc.subject gereja en_US
dc.subject Y.B. Mangunwijaya en_US
dc.title Perwujudan ruang sakral gereja-gereja karya Romo Mangunwijaya : studi kasus Gereja Maria Assumpta Klaten, Gereja Maria Sapta Duka Mendut, dan Gereja Theresia Salam en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2013420040
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0430117602
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI611#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account