Abstract:
Semakin hari, industri plastik semakin berkembang diikuti dengan peningkatan
jumlah sampah plastik, termasuk plastik LDPE. Saat ini, plastik LDPE belum didaur ulang
dengan baik, oleh karena itu pengolahan limbah LDPE sangat diperlukan. Dua metode
umum pengolahan limbah LDPE menjadi bahan bakar cair adalah thermal cracking dan
catalytic cracking. Cracking sendiri merupakan pemecahan hidrokarbon kompleks menjadi
hidrokarbon sederhana dan komersial (C3-C40).
Pada penelitian ini, dipilih catalytic cracking karena dapat berlangsung pada
temperatur operasi yang tidak terlalu tinggi, yaitu antara 200-300 ℃, dibandingkan dengan
thermal cracking yang harus berlangsung pada kisaran temperatur operasi 500-700 ℃.
Dalam penelitian ini, dilakukan variasi perlakuan N2 purging, rasio pelarut terhadap plastik
(w/w), dan temperatur untuk menentukan kondisi proses yang paling baik dalam
menghasilkan fraksi minyak tertinggi. Catalytic cracking dilakukan dalam kondisi 20 bar
dengan menggunakan kerosin sebagai pelarut, serta dengan variasi N2 purging pada
beberapa temperatur (265 dan 295 ℃), dan rasio pelarut terhadap plastik (w/w) (5:1 dan
4:1).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan N2 purging dengan 10 wt%
bentonit dalam rasio pelarut terhadap plastik (w/w) 5:1 selama 1 jam pada 295 ℃
menghasilkan produk cair sebesar 55 wt% dan tanpa N2 purging pada 265 ℃
menghasilkan produk cair sebesar 54 wt% yang berarti perlakuan N2 purging dapat
dihilangkan dalam penelitian selanjutnya.