Dekafeinasi kopi dengan menggunakan Fluida Superkritik CO2

Show simple item record

dc.contributor.advisor Kumalaputri, Angela Justina
dc.contributor.advisor Witono, Judy Retti
dc.contributor.author Karema, Gabriel Ivan Leonardus
dc.date.accessioned 2024-06-08T04:22:14Z
dc.date.available 2024-06-08T04:22:14Z
dc.date.issued 2022
dc.identifier.other skp44491
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/17210
dc.description 6281 - FTI en_US
dc.description.abstract Kopi merupakan minuman yang memiliki aroma khas, namun pada kopi non-decaf masih mengandung kadar kafein yang tinggi. Mengkonsumsi kopi non-decaf berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti gangguan pada jantung, hipertensi, dan gangguan kesehatan lainnya. Kopi decaf menjadi salah satu pilihan untuk meminimalisir dampak kafein pada tubuh. Kopi decaf dapat dikonsumsi dengan jumlah yang lebih banyak tanpa adanya gangguan pada kesehatan. Selain itu kopi ini memiliki rasa dan aroma yang sama dengan kopi non-decaf. Produk kopi decaf buatan Indonesia masih sulit dijumpai dipasaran, sehingga Indonesia masih mengimpor kopi decaf dari negara lain. Proses dekafeinasi sendiri dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu ekstraksi konvensional dan ekstraksi non-konvensional. Ekstraksi dengan fluida superkritik dengan pelarut CO2 merupakan metode yang memiliki beberapa keunggulan seperti dapat dioperasikan pada temperatur yang relatif rendah, tidak menggunakan pelarut organik yang bersifat toxic, mudah didaur ulang dan dapat memperoleh hasil ekstraksi yang tinggi. Kelebihan lain pada metode ini adalah dapat mengekstrak senyawa yang labil secara termal karena titik kritik CO2 yang relatif rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan % removal kafein dari biji kopi Robusta dengan ekstraksi secara konvensional maupun non-konvensional, melihat pelarut terbaik yang digunakan dengan metode ekstraksi sokletasi, serta melihat kondisi operasi terbaik dengan metode ekstraksi fluida superkritik CO2. Pada ekstraksi konvensional, metode sokletasi digunakan untuk melihat % removal kafein dari variasi pelarut yaitu akuades dan etanol, dengan rasio massa kopi dan pelarut yang sama yaitu 1:20 dan waktu ekstraksi selama 180 menit. Ekstraksi non-konvensional menggunakan metode ekstraksi dengan fluida superkritik CO2 dengan variasi temperatur (50, 63 dan 75 ℃) pada tekanan konstan 25 MPa dan variasi tekanan (15, 20 dan 25 MPa) pada temperatur konstan 75 ℃. Ekstraksi dengan fluida superkritik CO2 dioperasikan pada laju alir CO2 sebesar 15 mL/min dengan waktu 60 menit. Analisis % removal kafein dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang antara 270-300 nm. Dari penelitian ini, pada ekstraksi superkritik CO2 diperoleh hasil % removal kafein terbesar pada saat variasi tekanan terkecil yakni 15 MPa dengan hasil sebesar 15,99 %. Sedangkan untuk variasi temperatur, hasil % removal kafein terbesar diperoleh pada variasi temperatur terkecil yakni 50 ℃ dengan hasil sebesar 14,38 %. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh tekanan maupun temperatur, dimana semakin kecil tekanan serta temperatur, maka % removal kafein yang dihasilkan juga akan semakin tinggi. Pada ekstraksi konvensional dengan metode sokletasi, % removal kafein terbesar diperoleh dengan menggunakan pelarut akuades yakni sebesar 24,20 %. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UNPAR en_US
dc.subject EKSTRAKSI en_US
dc.subject KOPI en_US
dc.subject SUPERKRITIK CO2 en_US
dc.subject REMOVAL KAFEIN en_US
dc.subject SOKLETASI en_US
dc.title Dekafeinasi kopi dengan menggunakan Fluida Superkritik CO2 en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2017620129
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0406028502
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0421075402
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI614#Teknik Kimia


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account