Abstract:
Kopi merupakan minuman yang memiliki aroma khas, namun pada kopi non-decaf
masih mengandung kadar kafein yang tinggi. Mengkonsumsi kopi non-decaf berlebihan
dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti gangguan pada jantung, hipertensi, dan
gangguan kesehatan lainnya. Kopi decaf menjadi salah satu pilihan untuk meminimalisir
dampak kafein pada tubuh. Kopi decaf dapat dikonsumsi dengan jumlah yang lebih banyak
tanpa adanya gangguan pada kesehatan. Selain itu kopi ini memiliki rasa dan aroma yang
sama dengan kopi non-decaf. Produk kopi decaf buatan Indonesia masih sulit dijumpai
dipasaran, sehingga Indonesia masih mengimpor kopi decaf dari negara lain. Proses
dekafeinasi sendiri dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu ekstraksi konvensional dan
ekstraksi non-konvensional.
Ekstraksi dengan fluida superkritik dengan pelarut CO2 merupakan metode yang
memiliki beberapa keunggulan seperti dapat dioperasikan pada temperatur yang relatif
rendah, tidak menggunakan pelarut organik yang bersifat toxic, mudah didaur ulang dan
dapat memperoleh hasil ekstraksi yang tinggi. Kelebihan lain pada metode ini adalah dapat
mengekstrak senyawa yang labil secara termal karena titik kritik CO2 yang relatif rendah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan % removal kafein dari biji kopi
Robusta dengan ekstraksi secara konvensional maupun non-konvensional, melihat pelarut
terbaik yang digunakan dengan metode ekstraksi sokletasi, serta melihat kondisi operasi
terbaik dengan metode ekstraksi fluida superkritik CO2.
Pada ekstraksi konvensional, metode sokletasi digunakan untuk melihat % removal
kafein dari variasi pelarut yaitu akuades dan etanol, dengan rasio massa kopi dan pelarut
yang sama yaitu 1:20 dan waktu ekstraksi selama 180 menit. Ekstraksi non-konvensional
menggunakan metode ekstraksi dengan fluida superkritik CO2 dengan variasi temperatur
(50, 63 dan 75 ℃) pada tekanan konstan 25 MPa dan variasi tekanan (15, 20 dan 25 MPa)
pada temperatur konstan 75 ℃. Ekstraksi dengan fluida superkritik CO2 dioperasikan pada
laju alir CO2 sebesar 15 mL/min dengan waktu 60 menit. Analisis % removal kafein
dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang antara
270-300 nm.
Dari penelitian ini, pada ekstraksi superkritik CO2 diperoleh hasil % removal kafein
terbesar pada saat variasi tekanan terkecil yakni 15 MPa dengan hasil sebesar 15,99 %.
Sedangkan untuk variasi temperatur, hasil % removal kafein terbesar diperoleh pada variasi
temperatur terkecil yakni 50 ℃ dengan hasil sebesar 14,38 %. Hasil penelitian ini
menunjukkan adanya pengaruh tekanan maupun temperatur, dimana semakin kecil tekanan
serta temperatur, maka % removal kafein yang dihasilkan juga akan semakin tinggi. Pada
ekstraksi konvensional dengan metode sokletasi, % removal kafein terbesar diperoleh
dengan menggunakan pelarut akuades yakni sebesar 24,20 %.