Abstract:
Bergesernya generasi dan zaman, kecenderungan masyarakat lebih antusias dan meminati segala hal yang berhubungan dengan keterbatasan (limited) dan munculnya kegiatan-kegiatan yang bersifat sementara memicu tren memperbanyak kegiatan-kegiatan atau event yang diselenggarakan dalam waktu yang singkat. Kegiatan seperti ini sangat diminati para anak muda sehingga tidak ingin melewatkan kegiatan yang hanya diadakan setahun sekali dan bahkan rela menghabiskan waktu dan
uang demi menghadiri kegiatan-kegiatan ini. Fenomena dan tren kegiatan-kegiatan (event) yang bermunculan ini menarik perhatian banyak orang dari berbagai generasi terutama generasi Z dan milenial. Maka dari itu dengan hadirnya peran arsitektur paviliun sebagai salah satu wadah kegiatankegiatan temporer ini baik rasanya untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai karakter fisik spasial ruang (elemen pembentuk ruang) yang dapat mempengaruhi persepsi ruang di saat mengalami ruang-ruang yang ada di dalam paviliun.Salah satu paviliun sebagai wadah kegiatan-kegiatan saat ini adalah Selasar Pav. Selasar Pav sendiri merupakan sebuah karya arsitektur bangunan sekunder dari rangkaian kompleks Selasar Sunaryo Art Space karya seniman Sunaryo yang di dalamnya berfungsi sebagai ruang galeri. Kegiatan ini diselenggarakan pada bulan November-Desember 2022. Peran lingkungan dan ruang tentu dapat merangsang dan mengarahkan sensoris kita dalam menerjemahkan ruang. Lebih jauh lagi dalam mengetahui bagaimana sebuah ruang sementara beserta pembentuknya dapat mempengaruhi persepsi manusia dalam mengalami ruang. Arsitektur berbicara tentang rasa dan persepsi. Lebih dalam lagi bagaimana elemen pembentuk ruang di dalam arsitektur sementara menjadi sarana dalam penyampaian informasi dan
pengalaman ruang arsitektur. Tidak hanya itu, penelitian ini berfokus pada bagaimana ruang multifungsi dapat mempengaruhi persepsi pengunjung di Selasar Pav.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-kuantitatif dimana teknik pengumpulan data akan menggabungkan metode studi pustaka, observasi dan wawancara, serta metode generalisasi data dan angka pada tahap penyebaran kuesioner. Data fisik yang berupa elemen-elemen pembentuk ruang akan diidentifikasi dan diamati secara detail setiap elemen ruang yang timbul, baik fisik maupun non-fisik. Setelah mendapatkan data persepsi dari kuesioner akan dilaksanakan analisis
berdasarkan persepsi ruang galeri menurut Brian O Doherty yang membahas mengenai dinamika persepsi ruang di dalam sebuah ruang galeri. Setelah mendapatkan data dan hasil-hasil analisa elemen ruang dan persepsi maka akan dilakukan analisa gabungan tentang hubungan elemen ruang dengan persepsi ruang galeri. Dari hasil tersebut maka akan mendapatkan pengaruh elemen ruang terhadap pembentukan persepsi ruang galeri pada Selasar Pav. Disimpulkan bahwa pada Selasar Pav ini, persepsi ruang yang diperlukan pada sebuah ruang galeri hanya ada pada ruang utama, yaitu ruang paviliun, namun ruang-ruang lainnya yang menjadi pendukung dari fungsi utama tersebut sangat krusial dalam pembentukan satu sequence persepsi pada rancangan ruang galeri. Sehingga pada Selasar Pav tahap kedua yaitu paviliun yang memiliki
semua kriteria ruang galeri beserta persepsi ruang galeri terbentuk yang diharapkan muncul. Selain itu penelitian ini juga menunjukan bagaimana sebuah ruang galeri tidak hanya bagus dan indah saja namun dapat juga mempengaruhi bagaimana penerimaan informasi bagi pengunjung dalam menikmati sebuah objek seni.