Abstract:
Seiring berjalannya waktu populasi sumber daya yang sebelumnya didominasi oleh generasi X kini bergeser menjadi generasi Y atau generasi milenial. Adanya fakta bahwa generasi milenial kini sedang mendominasi angkatan kerja ini dikarenakan generasi milenial sedang memasuki usia produktif. Menurut Badan Pusat Statistik (2021)
usia produktif manusia terukur sejak memasuki usia 15 tahun hingga mencapai 64 tahun. PT. X merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang barang dan jasa berupa pemasok, kontraktor, fabrikator dalam industri minyak, gas, listrik. Ternyata 83% dari total
keseluruhan karyawan pada perusahaan ini merupakan generasi milenial. Generasi milenial dikenal sebagai generasi kutu loncat atau job hopping. Fenomena ini diawali dengan adanya niat karyawan untuk berpindah kerja dalam kurun waktu tertentu yang
disebut dengan turnover intention. Menurut Hafid & Prasetyo (2017) turnover dipicu oleh beberapa faktor seperti work-life balance, gaya kepemimpinan, budaya organisasi hingga hal yang paling personal yaitu stres kerja. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Persepsi Mengenai Work-life Balance terhadap Turnover Intention Karyawan Generasi Milenial pada PT X. Dikutip dari Greenhaus et al,, (2003) work-life balance adalah sejauh mana individu terikat dan merasa puas dengan perannya di dalam pekerjaan dan keluarganya secara bersamaan. Adapun dimensi pada work-life balance meliputi Work Interference
with Personal Life, Personal Life Interference with Work, Personal Life Enhancement of Work, dan Work Enhancement of Personal Life (Fisher at al, 2009). Work-Life Balance memiliki manfaat antara lain kerja menjadi lebih produktif, hidup lebih bahagia,
meningkatkan kreativitas serta meningkatkan hubungan yang baik (Smart Presence, 2021). Definisi turnover intention menurut William H Mobley et al adalah suatu hasil evaluasi yang dilakukan individu mengenai kelanjutan hubungannya dengan perusahaan
tempat ia bekerja tetapi belum berupa tindakan nyata. Hal ini dapat dipicu oleh beberapa faktor antara lain yaitu faktor lingkungan dan faktor individual (Price, dalam Kusbiantari 2013, p.94)
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu dengan pengumpulan data secara kuantitatif dengan menggambarkan karakteristik objek, peristiwa atau situasi pada perusahaan. Penelitian ini merupakan applied research yang
bertujuan untuk memecahkan masalah yang sedang dialami oleh manajer. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada seluruh populasi yaitu sebanyak 51 responden. Untuk menguji hipotesis peneliti menggunakan analisis linear sederhana
sebagai metode pendukung. Hasil dari data olahan peneliti setiap dimensi pada work-life balance menunjukan adanya persepsi negatif dari karyawan generasi milenial pada PT X. Sedangkan pada
variabel turnover intention dapat disimpulkan bahwa karyawan generasi milenial pada PT X memiliki turnover intention yang tinggi. Data berdistribusi normal dengan Asym. sig (2-tailed) 0.200 > 0.05 dengan persamaan analisis regresi linear sederhana Y = 44,211 - 0.528X + ?. Dapat disimpulkan dari hasil penelitian bahwa adanya pengaruh signifikan negatif dari work-life balance terhadap turnover intention. Sehingga dapat diartikan bahwa setiap
peningkatan work-life balance menyebabkan adanya penurunan terhadap turnover intention.