Abstract:
PT. Pos Indonesia merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia yang bergerak di bidang layanan pos. Dalam menjalankan layanannya, organisasi pasti didukung oleh kinerja dari karyawan. yang tidak terlepas dari adanya keterikatan karyawan dengan pekerjaannya atau disebut dengan work engagement. Karyawan generasi X dan generasi Y, kini mulai mendominasi berbagai peran dan jabatan penting dalam organisasi yang telah ditinggalkan oleh generasi baby boomers. Adanya perbedaan pengalaman historis, menjadikan setiap generasi memiliki karakteristiknya masing-masing. Karyawan generasi X dikenal memiliki sifat mandiri, banyak akal, dan banyak menghabiskan waktu di tempat kerja. Sementara, generasi Y dikenal ambisius, percaya diri, dan mementingkan work-life balance. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu apakah tingkat work engagement pada karyawan generasi X lebih tinggi daripada karyawan Y di Kantor Pusat PT. Pos Indonesia Bandung.
Pengolahan data dilakukan dengan analisis deskriptif dan Mann-Whitney-U test, yang diukur menggunakan kuesioner Utrecht Work Engagement Scale (UWES) dengan jumlah responden karyawan generasi X sebesar 174 orang dan generasi Y sebesar 143 orang. Hasil pengolahan data diketahui bahwa generasi X memiliki nilai yang lebih tinggi pada ketiga dimensi work engagement dan mean rank daripada generasi Y, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat work engagement karyawan generasi X lebih tinggi daripada karyawan generasi Y di Kantor Pusat PT. Pos Indonesia Bandung.
Kantor Pusat PT. Pos Indonesia Bandung perlu melakukan upaya untuk meningkatkan maupun mempertahankan tingkat work engagement karyawannya. Maka dari itu, penulis menyarankan untuk melakukan rotasi karyawan penambahan job description atau tanggung jawab agar dapat meningkatkan nilai pada dimensi vigor. Pada dimensi dedication, organisasi dapat memberikan tantangan pada pekerjaan dan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk menyalurkan ide kreatifnya. Sementara pada dimensi absorption, organisasi dapat mengembangkan potensi karyawan melalui pemberian pelatihan. Pemberian coaching atau mentoring oleh atasan juga dapat dilakukan karena generasi Y baru memasuki dunia kerja, serta menerapkan waktu dan tempat kerja yang fleksibel diharapkan mampu mendorong generasi Y untuk memiliki tingkat work engagement yang lebih tinggi.