Abstract:
Sektor industri manufaktur memiliki peran kunci dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Berdasarkan laporan pada International Yearbook of Industrial Statistic 2016, Indonesia termasuk ke dalam kategori sepuluh besar industri manufaktur di dunia. Industri manufaktur di Indonesia terbagi menjadi 12 kategori, salah satunya adalah industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang berhasil mencuri perhatian pemerintah sebagai industri yang diutamakan untuk dikembangkan akibat kontribusinya yang cukup besar bagi devisa negara. Akan tetapi, industri tekstil Indonesia terus mendapat tekanan di tengah globalisasi dunia akibat pemberlakuan perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dengan beberapa negara lainnya. Hal ini dapat mendorong perusahaan untuk melakukan fraud guna menarik perhatian investor. PT DS merupakan perusahaan manufaktur tekstil yang telah didirikan sejak tahun 2002 di Bandung. Seiring berjalannya waktu, perusahaan yang dahulu dirintis dari nol ini kini telah memiliki proses bisnis yang lebih kompleks dan berisiko. Dengan demikian melalui penelitian ini, penulis ingin menganalisa risiko fraud apa saja yang melekat pada PT DS dan apakah pengendalian internal yang diterapkan telah mampu mengidentifikasi dan memitigasi risiko fraud yang ada.
Tanggung jawab auditor adalah merencanakan dan melakukan audit guna memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan terbebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh error maupun fraud. Fraud merupakan tindakan sengaja dengan memanfaatkan sumber daya perusahaan secara tidak wajar demi memperoleh keuntungan pribadi. Terdapat dua jenis fraud, yaitu fraudulent financial reporting serta misappropriation of asset. Fraud umumnya timbul akibat adanya fraud triangle yang terdiri dari pressure, opportunity, dan rationalization. Pada penelitian ini, penulis menggunakan fraud risk assessment guna menemukan apakah terdapat risiko fraud signifikan pada perusahaan, kemudian penulis melakukan evaluasi atas pengendalian internal guna menganalisa apakah pengendalian yang ada telah cukup untuk menemukan serta memitigasi risiko fraud yang ada.
Metode yang digunakan di dalam penelitian adalah metode deskriptif analitis, yaitu salah satu jenis metode penelitian yang bertujuan untuk memberikan penjelasan secara faktual, sistematis, dan akurat mengenai fakta yang diperlukan untuk menarik kesimpulan atas objek yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi lapangan (wawancara, kuesioner, dokumentasi, dan observasi) serta studi literatur. Objek pada penelitian ini adalah PT DS, salah satu perusahaan manufaktur tekstil yang berlokasi di Bandung.
Berdasarkan hasil penelitian, PT DS memiliki empat risiko signifikan yaitu earning management, manipulasi laporan keuangan melalui pencatatan penjualan fiktif dan penjualan agresif, pencurian kas yang dibayarkan oleh pelanggan, serta pencurian persediaan. PT DS telah memiliki pengendalian internal guna meminimalisir terjadinya risiko-risiko tersebut yaitu penanaman kode etik dan nilai-nilai integritas, penerapan sanksi atas tindakan kecurangan, pengawasan dan evaluasi operasi oleh pimpinan dan manajemen, penetapan masa pemberian kredit, pemeriksaan harian basil pembayaran yang diterima, batas maksimum cash on hand, serta penyimpanan kas pada tempat yang aman. Namun masih terdapat risiko fraud signifikan yang mungkin terjadi bahkan setelah pengendalian pengendalian tersebut diterapkan. Risiko fraud ini berkaitan dengan pencurian kas. Risiko pencurian kas belum sepenuhnya termitigasi dikarenakan perusahaan belum memiliki pemisahan fungsi yang memadai serta sales invoice perusahaan yang belum dibuat prenumbered.