Abstract:
Limbah pewarna tekstil sintetik mengandung senyawa non-biodegradable seperti
pewarna tekstil yang tidak bisa diuraikan dengan metode biologis. Salah satu pewarna tekstil
yang sering digunakan dalam industri adalah Dianix Yellow Ace (DYA). Limbah pewarna
tekstil perlu dilakukan pengolahan penguraian sebelum dapat dibuang ke lingkungan.
Metode advanced oxidation process (AOP) dapat menjadi solusi untuk menguraikan zat
warna pada limbah cair industri tekstil yang termasuk dalam senyawa nonbiodegradable
dengan melibatkan proses pembentukan •OH (radikal hidroksil) sebagai oksidator utama
yang dapat mendegradasi zat warna.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengolahan limbah pewarna tekstil Dianix
Yellow Ace (DYA) dengan menggunakan metode AOP Fe2+/ H2O2 terhadap degradasi
limbah zat warna. Variasi percobaan yang digunakan meliputi pengaruh kondisi operasi,
yaitu konsentrasi H2O2 awal dan rasio mol Fe2+/H2O2 terhadap efektivitas proses pengolahan
yang ditandani dengan nilai %removal yang dihasilkan sudah cukup baik atau belum, dan
warna hasil pengolahan dengan metode Fe2+/ H2O2. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan
untuk mengkaji kemungkinan penerapan metode Fe2+/ H2O2 untuk proses pengolahan
limbah cair industri tekstil. Limbah pewarna tekstil didekolorisasi dengan metode Fe2+/ H2O2
hingga batas biodegradable, lalu selanjutnya limbah dapat diolah dengan pengolahan limbah
secara biologis.
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan reaktor berkapasitas 2,5 L. Percobaan
dilakukan dengan sistem kontinu. Percobaan ini dilakukan untuk mencari kondisi efektivitas
tertinggi yang ditandai dengan nilai %removal tertinggi.Variasi percobaan yang dilakukan
pada penelitian ini adalah konsentrasi H2O2 awal dan rasio mol Fe2+/H2O2. Konsentrasi H2O2
divariasikan antara 0,2 %w/w hingga 0,4 %w/w, sedangkan rasio mol Fe2+/H2O2
divariasikan pada rentang 1:25 hingga 1:15
Hasil menunjukan bahwa kondisi operasi degradasi pewarna tekstil Dianix Yellow
Ace (DYA) dengan konsentrasi H2O2 awal sebesar 0,3 %w/w dan rasio mol Fe2+/H2O2
sebesar 1:15 dengan %removal sebesar 83,98%. Pada kondisi operasi tempuhan 12 (%-b
H2O2 = 0,3, tanpa menggunakan Fe2+) %removal yang diperoleh kondisi steady state
mencapai 46,72%. Penambahan H2O2 maupun Fe2+ yang kurang maupun berlebih dapat
menurunkan efektivitas penguraian pewarna tekstil. Selain itu, penambahan Fe2+ memberi
pengaruh yang signifikan dalam proses penguraian. Pengolahan limbah warna menggunakan
metode AOP Fe2+/H2O2 dapat digunakan sebagai alternatif pengolahan limbah dikarenakan
karakteristik limbah hasil proses sudah dibawah parameter standar baku mutu dan sudah
biodegradable.