Abstract:
Roda omni memiliki dua sumbu putar yang membuatnya dapat bergerak ke
segala arah atau holonomic. Robot yang menggunakan roda omni sebagai
penggeraknya, dapat bergerak ke segala arah dan dalam berbagai orientasi.
Namun, dibutuhkan sebuah sasis dan pengontrolan robot yang baik. Robot
beroda omni memiliki banyak fungsi dan aplikasi, salah satunya adalah sebagai
robot sepak bola karena kelincahannya untuk bermanuver pada lapangan.
Sebelum masuk ke pengendalian robot, akan diturunkan persamaan kinematika
maju dari robot, kinematika mundur, matriks rotasi, inverse matriks rotasi,
model motor DC, model pengendalian PID, dan persamaan lain yang dapat
membantu robot untuk dapat bergerak dengan baik. Kemudian akan dirancang
sasis dari robot, bracket motor, wiring diagram, komponen-komponen elektronik
yang akan digunakan, dan pemrograman robot.
Tahapan yang dilakukan untuk untuk mengendalikan robot beroda omni agar
pergerakannya dapat terarah menuju koordinat dan orientasi tujuan adalah
menentukan selisih jarak antara koordinat robot dengan koordinat tujuan dan
selisih orientasi robot dengan orientasi tujuan. Persamaan inverse matriks
rotasi digunakan untuk memetakan jarak dan orientasi di KKG (kerangka
koordinat global) menjadi jarak dan orientasi yang harus robot tempuh di
KKL (kerangka koordinat lokal). Jarak dan orientasi yang harus ditempuh
robot di KKL akan diubah menjadi target kecepatan robot di KKL dengan
mempertimbangkan kemampuan motor DC. Inverse kinematik akan digunakan
untuk mencari kecepatan masing-masing roda dari target kecepatan di KKL.
Sistem PID akan digunakan untuk mengontrol kecepatan masing-masing roda
agar sesuai dengan target.
Feedback didapat dari sensor encoder untuk menghitung kecepatan putar roda
yang sesungguhnya. Kinematika maju digunakan untuk mengubah kecepatan
putaran roda dari feedback encoder menjadi kecepatan robot di KKL. Matriks
rotasi digunakan untuk mengubah kecepatan robot di KKL menjadi kecepatan
robot di KKG. Kecepatan robot di KKG akan diubah menjadi perubahan
jarak dan orientasi dengan cara melakukan perkalian kecepatan KKG dengan
sampling time. Perubahan jarak dan orientasi ini dijadikan kalibrasi posisi dan
orientasi robot, dan siklus kembali terulang hingga titik dan orientasi tujuan
tercapai.
Robot yang dibuat memiliki beberapa keterbatasan. Penelitian ini hanya fokus
pada bagian penggerak dan cara untuk mengontrol robot agar sampai pada
koordinat dan orientasi yang diinginkan. Bagian pemegang bola dan pelempar bola tidak akan difokuskan dalam penelitian ini. Posisi dan orienatsi tujuan
ditentukan diawal, dan tidak berubah-ubah.
Robot beroda omni berhasil dikendalikan menuju koordinat dan orientasi tujuan
dengan tingkat error rata-rata 0,205% jika mengacu pada feedback encoder
saja. Jika divalidasi menggunakan kamera, maka koordinat dan orientasi yang
ditempuh oleh robot beroda omni mengalami error rata-rata sebesar 12,23%.
Variabel tuning PID yang digunakan adalah kP = 0, 48, kI = 11, 16, dan
kD = 0.