Abstract:
Limbah kotoran sapi menimbulkan masalah pencemaran pada hulu sungai
Cikapundung yang bermuara di sungai Citarum. Air sungai tidak dapat dimanfaatkan lagi
untuk kehidupan sehari-hari. Pengolahan limbah kotoran sapi di daerah sekitar hulu sungai
Cikapundung, khususnya Desa Batu Loceng masih belum maksimal. Masyarakat di Desa
Batu Loceng hanya bersedia melakukan pengolahan limbah kotoran sapi yang memberikan
keuntungan secara ekonomi. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan metode pengolahan
limbah kotoran sapi yang paling memberikan keuntungan secara ekonomi bagi masyarakat
Desa Batu Loceng.
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan survey lapangan dan wawancara dengan
masyarakat yang melakukan pengolahan limbah kotoran sapi dengan metode anaerobic
digestion dan kascing. Kemudian dilakukan analisa ekonomi berupa perhitungan Return on
Investment (ROI), Pay Back Period (PBP), Net Present Value (NPV), dan sensitivitas.
Analisa ekonomi dilakukan untuk metode anaerobic digestion, kascing, kascing dengan
LPG, kascing dengan biodigester, dan kascing dengan biodigester bersubsidi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pengolahan limbah kotoran sapi yang
paling memberikan keuntungan secara ekonomi adalah metode kascing dengan LPG.
Metode kascing dengan LPG menghasilkan ROI sebesar 458,36% dengan PBP 0,21 tahun
dan NPV Rp. 2.710.529.540. Apabila terdapat biodigester yang disubsidi, maka metode yang
paling memberikan keuntungan secara ekonomi adalah metode kascing dengan biodigester
bersubsidi. Metode kascing dengan biodigester bersubsidi menghasilkan ROI sebesar
465,76% dengan PBP 0,21 tahun dan NPV Rp. 2.728.787.225.