Pengaruh temperatur dan tekanan pada ekstraksi minyak bawang merah menggunakan superkritik CO2

Show simple item record

dc.contributor.advisor Susanti, Ratna Frida
dc.contributor.advisor Kristijarti, Anastasia Prima
dc.contributor.author Apriliani, Raniah Ulfah
dc.date.accessioned 2022-12-08T01:18:14Z
dc.date.available 2022-12-08T01:18:14Z
dc.date.issued 2021
dc.identifier.other skp42142
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/13898
dc.description 5937 - FTI en_US
dc.description.abstract Perubahan harga bawang merah yang cenderung fluktuatif setiap tahunnya menyebabkan kegelisahan dan kerugian bagi para petani. Pasalnya, setiap tahun panen bawang semakin melimpah sehingga masih banyak bawang merah yang tersedia dan tidak terjual baik di pasar maupun di kebun, kemudian karena tidak terjual tersebut bawang merah akan menjadi busuk. Selain itu, biaya produksi untuk para petani terkait hama tanaman akan merugikan para petani karena harga pestisida yang terbilang mahal hanya akan menambah biaya yang harus dikeluarkan. Minyak atsiri adalah salah satu inovasi yang diperlukan untuk memanfaatkan bawang merah secara maksimal sehingga tidak ada bawang merah yang membusuk dan tidak menjadi kerugian bagi para petani maupun penjual pasar. Selain sebagai bumbu dapur, minyak atsiri digunakan sebagai bahan baku minyak wangi, kosmetik dan obat-obatan. Minyak atsiri dapat diperoleh menggunakan proses ekstraksi, yang pada penelitian ini menggunakan metode ekstraksi dengan pelarut berupa fluida superkritik CO2 (scCO2). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tekanan dan temperatur operasi terhadap perolehan minyak atsiri dengan scCO₂ dan membandingkannya dengan metode ekstraksi konvensional yaitu Soxhletasi. Manfaat penelitian adalah untuk memperoleh produk minyak atsiri dengan kemurnian tinggi untuk berbagai keperluan dan mengatasi masalah bawang merah yang membusuk ketika produksi melimpah. Metode pada penelitian ini terdiri dari persiapan bahan baku, percobaan pendahuluan, dan percobaan utama dengan scCO2 Pada persiapan bahan baku bawang merah dikeringkan menggunakan oven pada temperatur 40 ˚C dan di cek kadar airnya setiap 30 menit hingga kadar air kurang dari 10% kemudian bawang merah diblender. Pada percobaan pendahuluan, bawang merah yang sudah dikeringkan diekstrak menggunakan scCO2 untuk mengetahui waktu optimal yang diperlukan untuk mengekstrak minyak. Pada percobaan utama, dilakukan ekstraksi dengan 2 metode yaitu dengan scCO2 dan Soxhletasi dengan pelarut heksana. Metode superkritik dilakukan dengan variasi temperatur (35, 50 dan 65) ˚C dan tekanan (100, 200 dan 300) bar. Analisis yang dilakukan adalah analisis yield dan kandungan yang ada pada minyak dengan kromatografi gas. Serta menguji aktivitas anti mikroba menggunakan metode difusi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur dan tekanan maka perolehan minyak akan semakin banyak. Hasil tertinggi pada metode superkritik diperoleh pada kondisi 300 bar temperatur 65 ˚C sebesar 2,35% dengan waktu ekstraksi 3 jam. Sedangkan pada metode soxhlet diperoleh minyak atsiri sebesar 8,59% dengan waktu ekstraksi 6,5 jam. Analisa kandungan menggunakan GC-MS menunjukkan terdapat 54 senyawa berbeda pada setiap sampel dan berdasarkan uji anti mikroba, minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan bakteri. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UNPAR en_US
dc.subject bawang merah en_US
dc.subject ekstraksi en_US
dc.subject scCO2 en_US
dc.subject minyak atsiri en_US
dc.title Pengaruh temperatur dan tekanan pada ekstraksi minyak bawang merah menggunakan superkritik CO2 en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2017620081
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0403108101
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0426036801
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI614#Teknik Kimia


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account