Abstract:
Tepung konjac (Amorphophallus muelleri B.) memiliki kandungan glucomannan
yang sangat bermanfaat bagi kebutuhan bahan makanan maupun non makanan. Tepung
konjac memiliki kandungan kalsium oksalat yang tinggi yang dapat menimbulkan iritasi dan
gatal serta dapat menyebabkan penyakit seperti batu ginjal apabila dikonsumsi dalam jumlah
yang banyak. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengurangi kadar oksalat yang
terdapat pada tepung konjac sehingga menghasilkan tepung dengan kualitas yang lebih baik.
Proses penurunan kadar oksalat pada tepung konjac dilakukan dengan menggunakan prinsip
ekstraksi, dimana dipengaruhi oleh beberapa variabel, seperti jenis pelarut, konsentrasi
pelarut, waktu perendaman serta suhu yang digunakan pada proses ekstraksi.
Pelarut yang digunakan pada penelitian ini yaitu etanol (dengan variasi konsentrasi
40%v/v, 60%v/v, dan 80%v/v) serta natrium bikarbonat (dengan variasi konsentrasi 3%b/v
dan 6%b/v). Variasi waktu ekstraksi 30 menit, 60 menit, dan 120 menit. Tepung konjac yang
diekstraksi menggunakan natrium bikarbonat dilakukan denganvariasi suhu 30oC (suhu
ruang) dan 60oC, sedangkan pada pelarut etanol pada suhu 30oC.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa etanol dan NaHCO3 berpengaruh terhadap
penurunan kadar oksalat pada tepung konjac. Variasi waktu ekstraksi pada tepung konjac
yang diekstraksi menggunakan etanol berpengaruh terhadap penurunan kadar oksalat pada
tepung. Semakin lama waktu ekstraksi akan semakin menurunkan kadar oksalat, dengan
hasil kadar oksalat terkecil yaitu 0,34% pada tepung yang diekstraksi selama 120 menit
menggunakan etanol. Pada tepung konjac yang diekstraksi menggunakan NaHCO3
memberikan hasil kadar oksalat terkecil yaitu 2,16% pada variasi waktu 120 menit,
konsentrasi NaHCO3 6%(b/v), dan suhu ekstraksi 60oC, dimana semakin lama waktu
ekstraksi, semakin tinggi konsentrasi NaHCO3, dan semakin tinggi suhu ekstraksi akan
menaikkan penurunan kadar oksalat pada tepung konjac.