Abstract:
Minyak bumi merupakan salah satu jenis bahan bakar yang paling sering digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Minyak bumi juga merupakan sumber daya alam berbasis fosil
dimana sumber daya ini tidak dapat diperbaharukan dan jumlahnya makin menipis setiap
tahunnya. Salah satu bahan bakar hasil turunan minyak bumi adalah bensin. Jumlah
kendaraan bermotor terutama yang beroda 2 di Indonesia meningkat secara pesat dari tahun
ke tahun. Peningkatan jumlah motor ini membuat kebutuhan dan konsumsi bahan bakarnya,
yaitu bensin juga meningkat pesat serta menyebabkan membengkaknya volume impornya.
Berdasarkan situasi tersebut maka diperlukan bahan bakar pensubstitusi bensin seperti bahan
bakar nabati (BBN). Indonesia merupakan negara dengan jumlah sumber daya nabati yang
melimpah, oleh karena itu bahan bakar nabati merupakan pensubstitusi yang tepat untuk
bahan bakar minyak fosil (BBM). Sorbitol (C6H14O6) merupakan salah satu biomassa yang
memiliki struktur serupa dengan heksana (C6H14) yang merupakan salah satu komponen dari
bensin.
Pada penelitian ini, akan dilakukan proses untuk mengkonversi sorbitol menjadi
senyawa 2-iodoheksana. Produk 2-iodoheksana ini yang kemudian akan dilanjutkan menjadi
biohidrokarbon sederhana, terutama heksana (C6H14). Proses pembuatan 2-iodoheksana ini
dibuat dengan mengacu pada penelitian Robinson dkk. Pada prosesnya sorbitol akan
direduksi dengan larutan asam format dan asam iodida. Proses reduksi sorbitol menjadi 2-
iodoheksana ini akan dilakukan dengan rasio perbandingan mol sorbitol asam format Nmetilpiperidin
1:6:2 dengan variasi rasio perbandingan mol I-/OH-(1:0,083,1:0,167,1:1,2,
dan 1:1,8) dan rasio komposisi pelarut DMSO (Dimetil Sulfoksida) (30%-v dan 60%-v
DMSO). Pada reaksi ini ditambahkan pula katalis Cu2MoS4 untuk mempercepat reaksi.
Kondisi reaksi ini akan dilakukan pada temperatur refluks dengan waktu reaksi divariasikan
(2, 3, dan 6 jam). Hasil pemisahan pada fasa akuatik akan dianalisis % konversi dari sorbitol
dan % hilangnya iodium bebas dengan metode titrasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan N-metil piperidine kurang
memberikan hasil yang memuaskan dengan rentang konversi sorbitol 19-28,5%. Hal
tersebut diduga disebabkan oleh terbentuknya senyawa kompleks amina-iodin yang
mengganggu proses reduksi sorbitol.