Abstract:
Garam merupakan zat yang sering ditemui dan digunakan untuk berbagai keperluan
dan pada berbagai kalangan, mulai dari rumahan sebagai bahan penyedap rasa, sampai ke
industri sebagai bahan-bahan untuk memproduksi produk. Pemanfaatan garam yang besar ini
membuat permintaan garam ini menjadi tinggi. Di Indonesia sendiri kebutuhan garam ini
sangatlah tinggi dan Indonesia sendiri belum bisa memenuhi semua permintaan garam ini
melalui produksi dalam negeri sehingga Indonesia harus impor garam-garam ini dari luar
negeri dimana garam impor pasti lebih mahal dibandingkan garam dalam negeri. Permasalahan
yang didapatkan bukan hanya saja karena produksi garam di Indonesia yang belum mencukupi
melainkan kandungan dalam garam belum memenuhi standar untuk dipakai. Terdapat
beberapa metode untuk memurnikan garam dan salah satunya adalah dengan cara
hidroekstraksi yaitu dicuci dengan larurtan garam murni jenuh. Hasil limbah metode ini
merupakan larutan garam jenuh yang tidak murni sehingga harus dikembalikan menjadi larutan
garam murni jenuh kembali.
Penelitian ini bertujuan untuk memurnikan larutan garam jenuh hasil hidroekstraksi
yang tidak murni sehingga menjadi larutan garam murni yang baru dan bisa dipakai kembali.
Larutan garam krosok jenuh dianalogikan sebagai larutan garam jenuh hasil hidroekstraksi.
Diharapkan memiliki kadar NaCl yang tinggi dan murni dengan cara mereaksikan bahan kimia
dengan air garam jenuh tidak murni sehingga pengotor-pengotor pada garam mengendap dan
dapat dihilangkan. Lalu larutan garam dipanaskan guna mendapatkan padatan garam kembali
yang lebih murni untuk diukur kemurnian NaClnya. Variasi yang dilakukan adalah bahan
kimia sebagai pengendap dan dosis penambahan bahan pengendap. Garam yang dihasilkan
dianalisis ion Ca2+, ion Mg2+ dan ion SO4
2-.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa bahan pengendap NaOH dan Ca(OH)2 dapat
mengendapkan pengotor magnesium dalam larutan garam jenuh dengan rentang penurunan
kadar pengotor 81,21 % - 92,76 %. NaOH lebih baik mengendapkan pengotor magnesium
daripada Ca(OH)2. Bahan pengendap Na2CO3 dan natrium oksalat dapat mengendapkan
pengotor kalsium dalam larutan garam jenuh dengan rentang penurunan kadar pengotor 60,28
% - 81,32 %. Na2CO3 lebih baik mengendapkan pengotor magnesium daripada natrium oksalat.
Bahan Pengendap BaCl2 dapat mengendapkan pengotor sulfat dalam larutan garam jenuh
dengan rata-rata penurunan sulfat sebesar 98 %. Semakin banyak dosis bahan pengendap yang
ditambahkan maka kadar pengotor juga akan semakin kecil. Garam terbaik hasil penelitian ini
mengandung magnesium 0,07 % ; kalsium 0,19 % dan sulfat 0,0005 % dengan menggunakan
bahan pengendap NaOH dan Na2CO3 dengan dosis 20% dan BaCl2 dengan dosis stoikiometris