Abstract:
Sistem pengelolaan irigasi yang baik, yang dapat menjaga kinerja dan kualitas bendungan, diperlukan untuk terus mendorong perkembangan sektor pertanian sebagai salah satu sektor yang menjadi kekuatan ekonomi di Indonesia. Dalam mewujudkan sistem irigasi yang baik dibutuhkan biaya dalam mengoperasikannya, untuk itu perlu disusun perencanaan biaya dengan menyusun Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP). Metode analisis harga satuan digunakan dalam perencanaan biaya operasi bendungan dengan periode waktu satu tahun. Berdasarkan data aktual lapangan setiap bendungan, diperoleh hasil akhir jumlah biaya pelaksanaan operasi Bendungan Delingan sebesar Rp455.297.457, Bendungan Cengklik sebesar Rp448.750.708, dan Bendungan Ketro sebesar Rp385.584.468 selama satu tahun. Berdasarkan angka yang didapat pada analisis ketiga bendungan, Kegiatan Operasi Harian menyumbang bobot pengaruh terbesar pada masing-masing bendungan. Kegiatan Pengoperasian Peralatan Hidromekanikal merupakan penyumbang bobot pengaruh terkecil pada Bendungan Cengklik dan Bendungan Ketro, sedangkan pada Bendungan Delingan Kegiatan Pengoperasian Peralatan Hidromekanikal bukan penyumbang bobot pengaruh terkecil, melainkan Kegiatan Sosialisasi RTOW. Hal ini memberikan gambaran bahwa perbedaan jenis elemen dan jumlah elemen yang lebih banyak pada Bendungan Delingan dibanding kedua bendungan lainnya mempengaruhi biaya total operasi pelaksanaan bendungan walaupun tidak secara signifikan.