Abstract:
Penelitian mengenai nikel oksalat merupakan penelitian yang jarang dilakukan, dan baru-baru ini mengalami perkembangan akibat potensinya menggantikan karbon sebagai anode baterai Li-ion. Nikel oksalat dapat bersumber dari alam maupun mendaur ulang limbah industri, salah satunya adalah spent catalyst. Spent catalyst merupakan limbah katalis yang sudah tidak dapat digunakan lagi dan bersifat B3, sehingga perlu pengolahan khusus untuk mengolahnya kembali, salah satunya adalah metode ekstraksi-presipitasi. Pada penelitian ini, nikel oksalat akan disintesis menggunakan ekstrak spent catalyst dan mempresipitasikannya menggunakan asam oksalat untuk mendapatkan pH optimumnya.
Proses ekstraksi dari penelitian ini akan menggunakan asam sulfat untuk mengekstrak spent catalyst dan hasil ekstrak tersebut akan dipresipitasi menggunakan natrium hidroksida dan asam oksalat. Selain menggunakan larutan ekstrak spent catalyst, penelitian juga menggunakan larutan NiSO4 murni sebagai pembanding proses presipitasi oksalat. Variasi percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pH (1, 2, 3, 4, dan 5) dan waktu presipitasi (1, 2, 4, 24, 25, dan 27 jam), serta presipitasi dilakukan sebanyak 2 tahap untuk menghilangkan ion aluminium (III) dan mengambil ion nikel (II) yang akan berupa produk nikel oksalat. Setelah proses presipitasi selesai, dilakukan analisis kadar ion aluminium dan nikel dalam larutan, serta analisis karakteristik presipitat padatan.
Presipitasi nikel oksalat memiliki kondisi optimum pada pH 1 dan waktu presipitasi selama 24 jam dengan presentase removal ion nikel sebesar 96,06 % untuk sampel larutan ekstrak spent catalyst dan 99,12 % untuk sampel larutan NiSO4 murni. Waktu presipitasi di atas 24 jam tidak memberikan % removal ion nikel yang signifikan terhadap sebelumnya. Hasil presipitat nikel oksalat yang terbentuk umumnya memiliki bentuk oktahedral, ukuran partikel yang dihasilkan berukuran nano. Namun masih teraglomerasi dan memiliki kemurnian nikel yang tinggi, yaitu 96-99%.