Abstract:
Berbelanja, bagi sebagian orang, tidak hanya berusaha menemukan hal-hal
yang sebelumnya telah direncanakan untuk dibeli, tetapi juga sebagai kegiatan yang
menghibur. Aktivitas untuk melihat-lihat di pusat perbelanjaan sering kali dapat
diakhiri dengan transaksi belanja yang tidak direncanakan. Sementara orang
biasanya menikmati lingkungan pusat perbelanjaan dan tampilan produk, mereka
juga dapat menikmati tampilan visual dari produk yang ditawarkan di toko online.
Perbedaannya adalah toko offline dibatasi oleh waktu operasionalnya, sementara
orang dapat mengunjungi toko online kapan saja. Karena di toko online mereka
tidak bisa menyentuh produk fisik, toko online harus merancang pemasaran visual
mereka dengan cermat untuk membangkitkan imajinasi orang yang melihat produk
yang ditampilkan.
Penelitian ini menggunakan Nipplets_officials sebagai objek karena toko
online ini dianggap memberikan upaya khusus dalam mendesain aspek visual dari
tampilan produknya. Sebuah survei dilakukan dengan membagikan kuesioner
kepada 125 wanita yang pernah berbelanja di Nipplets untuk melihat apakah upaya
pemasaran visual yang dilakukan oleh Nipplets memengaruhi mereka untuk
melakukan pembelian impulsif. Pemasaran visual diukur dengan dimensi design
dan content sedangkan pembelian impulsif diukur dengan dimensi emosion, online
shopping dan money availability.
125 data berdistribusi normal dengan hasil signifikan 8,5% dan berkorelasi
simultan tinggi 68,9%. Skor tertinggi dari visual marketing yaitu 94,08% pada
konten. Hasil koefisien parsial kedua variabel sebesar 56,9% (positif, berkorelasi
sedang). Persamaan regresi Y=8,270+0,578X yang berarti jika nilai X minimum 1
satuan akan meningkatkan Impulse Buying sebesar 0,578 satuan. Dan hasil Uji
koefisien determinasi sebesar 48,1%.
Mengacu pada hasilnya, disarankan untuk menggunakan variabel lain seperti
model ambassador dan visual merchandising. Atau juga menguji Impulse Buying
pada toko ritel dengan variabel store atmosphere, perancangan interior dan
persuasive marketing.