Pengaruh Co-Branding Louis Vuitton dan Supreme terhadap minat pembelian konsumen di Bandung dan Jakarta

Show simple item record

dc.contributor.advisor Subari, Fransiska Anita
dc.contributor.author Manda, Yen
dc.date.accessioned 2019-11-28T04:30:59Z
dc.date.available 2019-11-28T04:30:59Z
dc.date.issued 2019
dc.identifier.other skp38403
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/9733
dc.description 8773 - FISIP en_US
dc.description.abstract Untuk memenangkan persaingan, merek-merek mempertimbangkan untuk berkolaborasi dengan satu atau lebih merek untuk membangun kekuatan baru di pasar akhir-akhir ini. Beberapa ahli mengatakan bahwa Co-Branding dapat berhasil jika satu merek berkolaborasi dengan merek kuat lain yang memiliki karakteristik yang mirip atau cocok dengan merek induk. Merek terkenal, Louis Vuitton (LV), telah melakukan Co-Branding. Yang menarik adalah, meskipun memilih merek lain dari segmentasi serupa, LV yang mewah memilih Supreme, merek fashion pakaian jalanan atau streetwear yang terkenal secara global. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Co-Branding Louis Vuitton dan Supreme terhadap minat pembelian konsumen pada 100 orang yang mengetahui kedua merek tersebut. Co-Branding dapat diukur melalui dimensi familiarity, attitudes toward the partner brands, dan perceived fit between the partner brands. Melalui penelitian secara kuantitatif, data kemudian diolah untuk diketahui korelasinya antar dua variabel. Hasil menunjukkan bahwa Co-Branding secara signifikan mempengaruhi minat pembelian konsumen sebesar 58,9%. Arah korelasi menunjukkan hasil yang positif dan regresi linier sederhana yang berarti bahwa meningkatnya Co-Branding akan meningkatkan minat pembelian konsumen. Dalam variabel Co-Branding, dimensi familiarity merupakan dimensi dengan persentase tertinggi dan dimensi perceived fit between the partner brands merupakan dimensi dengan persentase terendah. Dalam variabel minat pembelian konsumen, pernyataan "Saya ingin memiliki produk Louis Vuitton x Supreme” memiliki persentase tertinggi. Uji korelasi parsial dari setiap dimensi Co-Branding menunjukkan bahwa dimensi attitudes toward the partner brands, dan perceived fit between the partner brands adalah signifikan tetapi dimensi familiarity tidak signifikan. Mengacu pada hasil penelitian, korelasi dari dimensi attitutes toward the partner brands dan perceived fit between the partner brands berada di level yang kuat. Oleh karena itu, disarankan Co-Branding mempertimbangkan dengan hati-hati tentang persepsi konsumen kepada masing-masing merek serta kesesuaian merek dan produk dari merek mitra. Co-Branding Louis Vuitton dan Supreme menimbulkan pro dan kontra karena kedua merek ini berada dalam segmentasi yang sangat berbeda. Untuk menimalisir pro kontra yang dapat menurunkan minat pembelian sebaiknya perusahaan mencari mitra dengan segmentasi serupa. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - UNPAR en_US
dc.subject Co-Branding en_US
dc.subject Minat Pembelian Konsumen en_US
dc.title Pengaruh Co-Branding Louis Vuitton dan Supreme terhadap minat pembelian konsumen di Bandung dan Jakarta en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2015320086
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0429087704
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI608#Ilmu Administrasi Bisnis


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account