Abstract:
Untuk memenangkan persaingan, merek-merek mempertimbangkan untuk berkolaborasi dengan satu atau lebih merek untuk membangun kekuatan baru di pasar akhir-akhir ini. Beberapa ahli mengatakan bahwa Co-Branding dapat berhasil jika satu merek berkolaborasi dengan merek kuat lain yang memiliki karakteristik yang mirip atau cocok dengan merek induk. Merek terkenal, Louis Vuitton (LV), telah melakukan Co-Branding. Yang menarik adalah, meskipun memilih merek lain dari segmentasi serupa, LV yang mewah memilih Supreme, merek fashion pakaian jalanan atau streetwear yang terkenal secara global. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Co-Branding Louis Vuitton dan Supreme terhadap minat pembelian konsumen pada 100 orang yang mengetahui kedua merek tersebut. Co-Branding dapat diukur melalui dimensi familiarity, attitudes toward the partner brands, dan perceived fit between the partner brands. Melalui penelitian secara kuantitatif, data kemudian diolah untuk diketahui korelasinya antar dua variabel. Hasil menunjukkan bahwa Co-Branding secara signifikan mempengaruhi minat pembelian konsumen sebesar 58,9%. Arah korelasi menunjukkan hasil yang positif dan regresi linier sederhana yang berarti bahwa meningkatnya Co-Branding akan meningkatkan minat pembelian konsumen. Dalam variabel Co-Branding, dimensi familiarity merupakan dimensi dengan persentase tertinggi dan dimensi perceived fit between the partner brands merupakan dimensi dengan persentase terendah. Dalam variabel minat pembelian konsumen, pernyataan "Saya ingin memiliki produk Louis Vuitton x Supreme” memiliki persentase tertinggi. Uji korelasi parsial dari setiap dimensi Co-Branding menunjukkan bahwa dimensi attitudes toward the partner brands, dan perceived fit between the partner brands adalah signifikan tetapi dimensi familiarity tidak signifikan. Mengacu pada hasil penelitian, korelasi dari dimensi attitutes toward the partner brands dan perceived fit between the partner brands berada di level yang kuat. Oleh karena itu, disarankan Co-Branding mempertimbangkan dengan hati-hati tentang persepsi konsumen kepada masing-masing merek serta kesesuaian merek dan produk dari merek mitra. Co-Branding Louis Vuitton dan Supreme menimbulkan pro dan kontra karena kedua merek ini berada dalam segmentasi yang sangat berbeda. Untuk menimalisir pro kontra yang dapat menurunkan minat pembelian sebaiknya perusahaan mencari mitra dengan segmentasi serupa.