Abstract:
Compact house merupakan solusi bagi keterbatasan lahan untuk hunian pada kota
dengan tingkat kependudukan yang padat. Tapak yang sempit dengan dinding menempel
dengan tetangga menyebabkan keterbatasan hubungan antara ruang dalam dan ruang luar.
Padahal, hubungan antara ruang luar dan ruang berupa cahaya matahari, view ke luar, dan
udara dari luar sangat penting bagi manusia. Pertukaran udara pada sebuah rumah
merupakan cara untuk mengatur kenyamanan dan tingkat kesehatan udara di dalam
bangunan. Untuk mewujudkan pertukaran udara di dalam bangunan, dibutuhkan desain
ventilasi yang baik dari luar bangunan, pada selubung bangunan, hingga tatanan ruang
dalam bangunan untuk mengatur pergerakan udara. Keberhasilan dari sistem pertukaran
udara ini dapat dinilai dalam lima parameter, yaitu kenyamanan termal, luas bukaan udara,
ventilasi silang, laju udara (airflow), dan pergantian udara per jam (air changes per hour).
Dalam pencapaian sistem pertukaran udara yang baik, terdapat sebuah compact house
yang terletak di Jakarta Selatan dengan konsep mewujudkan sirkulasi udara yang baik
dan banyak cahaya matahari. Permasalahannya ternyata penghuni rumah masih
merasakan ketidaknyamanan secara termal pada area yang hanya menggunakan
penghawaan alami.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh desain ventilasi pada
pergerakan udara di luar, selubung, dan dalam bangunan, kinerja sistem pertukaran udara,
peran desain ventilasi terkait pergerakan udara terhadap keberhasilan sistem pertukaran
itu dan upaya untuk meningkatkan kinerja sistem pertukaran udara pada rumah tinggal
Splow House.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pengambilan
data-data yang dibutuhkan sebagai sampel pada waktu terjadinya aktivitas di dalam
rumah sebagai variabel pada lima parameter keberhasilan sistem pertukaran udara
merupakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk menjelaskan
hasil pengukuran dengan pergerakan udara yang terjadi pada objek melalui simulasi.
Setelah melalui proses analisis, penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa
rumah tinggal Splow House tidak berhasil menerapkan sistem pertukaran udara karena
masih kurangnya bukaan, dimensi bukaan, kecepatan pergerakan udara, dan persebaran
udara di dalam bangunan agar dapat mencapai standar yang diharuskan. Kemudian
dilakukan juga redesign sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja dari sistem
pertukaran udara.