Abstract:
Suasana atmosfer ruang yang berbeda antara ruang luar yang dinamis dan beragam, secara gradual menjadi singular dan statis ditemukan pada @Batubata. Hal ini berbeda dengan ruang arsitektur yang hanya dipahami sebagai sebuah hegemoni occulocentrism, yang berfokus hanya pada kajian visual.
Studi dilakukan untuk memahami pembentukan atmosfer ruang, dengan memahami elemen fisik-spasial-material yang membentuknya dan sensasi periferal yang tidak sadar, dialami subjek penggunanya. Atmosfer ruang bersifat abstrak dan intangible yang suasananya bisa dirasakan melalui medium ruang pada lingkungan binaan yang sifatnya perlahan (slowness) dan mendorong kesendirian (secluded).
Pembelajaran dilakukan melalui dua tahap studi. Tahap pertama untuk memaparkan elemen fisik-spasial-material melalui pembahasan layering dan transparansi, dimensi dan proporsi, density dan emptiness, serta material berdasarkan teori desain spasial Bert Bielefelt. Tahap kedua dilakukan pemaparan sensasi periferal yang dirasakan pengamat saat mengalami ruang- ruang di @Batubata. Sensasi periferal dirasakan simultan menggugah emosi dan imajinasi penggunanya. Pemaparan dilakukan berdasarkan teori yang disampaikan oleh Juhanni Pallasmaa. Pembentukan atmosfer ruang dipahami berdasarkan hasil kesimpulan pada kedua tahap ini.
Studi ini merupakan studi terhadap fenomena ruang arsitektur. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, data diperoleh dari studi literatur, pengamatan lapangan, wawancara dengan arsitek perencana dan kuisioner kepada subjek pengguna. Penelitian dilakukan dengan meninjau elemen fisik spasial dan material melalui observasi awal, yang diperkaya dengan wawancara dan kuisioner terbuka kepada pengguna ruang.
Dari hasil analisis tahap 1 didapat kesimpulan karakter ruang yang secluded, statis dan rapat. Pada analisis tahap 2, dihasilkan pengalaman ruang yang sunyi dan tenang. Dari kedua tahap tersebut, bisa disimpulkan bahwa @Batubata mampu memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk merasakan kesendirian (solitude) dan keperlahanan (slowness) untuk mengalami atmosfer melalui sensasi periferal mereka. Perasaan dan suasana hati subjek pengguna selalu memengaruhi pembentukan atmosfer ruang yang bersifat abstrak.