Abstract:
Industri otomotif Indonesia saat ini telah menjadi sebuah pilar penting dalam
sektor manufaktur negara. Berdasarkan data Ipsos tahun 2016, lebih dari 60%
penjualan mobil di Indonesia lebih dikuasai oleh pasar mobil bekas ketimbang
mobil baru. Pada tahun 2014 segmen Multi Purpose Vehicle (MPV) merupakan
segmen yang memiliki angka penjualan tertinggi yang mendominasi sebesar
39,85% penjualan mobil pada tahun 2014. Namun mulai bulan Januari tahun 2017
minat beli konsumen terbesar di Indonesia tidak lagi berada di segmen mobil
keluarga tujuh kursi penumpang berdesain compact atau biasa dikenal dengan
mobil MPV. Minat konsumen berpindah kepada segmen city car yang ukurannya
cenderung lebih kecil. Perubahan minat konsumen yang berpindah menjadi
segmen city car ini berlanjut sampai tahun 2019. Penjualan mobil city car
mengalami pertumbuhan penjualan paling tinggi. Minat untuk beli MPV perlahan
turun sementara segmen city car pertumbuhan penjualannya sangat tinggi. Dealer mobil "X" adalah sebuah dealer mobil bekas di Bandung. Dengan adanya
perubahan consumer preference, pemilik Dealer Mobil "X" berencana untuk
melakukan ekspansi usahanya dengan menambah varian mobil yang ditawarkan.
Namun untuk melakukan ekspansi usaha ini, pemilik merasa dibutuhkannya
modal tambahan. Pemilik berencana untuk mengajukan kredit modal kerja ke
bank, tetapi di sisi lain pemilik merasa ragu apakah ini merupakan keputusan yang tepat atau tidak. Sehingga sebelum mengajukan kredit modal kerja ke bank,
dibutuhkan untuk mengetahui persyaratan apa saja yang harus dipenuhi,
mengetahui kondisi dari dealer mobil "X" serta membuat rencana ekspansi
kedalam 2 skenario kemudian melakukan analisis yang dilihat melalui budget kas.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode studi kasus. Sumber data dari penelitian ini adalah berasal dari data primer
dan data sekunder dimana teknik pengambilan data nya adalah dengan wawancara
dan observasi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa skenario 1 maupun
skenario 2 menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Dilihat dari nilai
persediaan, penjualan hingga laba pada skenario 1 maupun 2 didapat lebih tinggi
dibandingkan tahun 2018. Namun skenario 2 dengan tidak melakukan ekspansi
merupakan skenario yang lebih baik ketimbang skenario 1 dengan melakukan
ekspansi. Dikarenakan jika melakukan ekspansi, perusahaan jadi memiliki hutang
tambahan ke bank serta pemilik harus menjaminkan harta pribadinya. Sedangkan
pada skenario 2 penjualan meningkat dibanding tahun 2018 menjadi Rp
7.497.305.556,- dan laba diperoleh pun merupakan laba terbesar dibandingkan
tahun 2018 maupun pada skenario 1 yaitu sebesar Rp 137.686.775,-. Sehingga
sebaiknya perusahaan tidak melakukan ekspansi namun merubah persediaan
mobil yang ditawarkannya menjadi mobil dengan rata-rata diatas tahun 2010.