Abstract:
Metode pengelolaan persediaan bahan baku termasuk salah satu aspek yang
penting dalam proses produksi. Dalam mengelola persediaan, ada dua hal penting
yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan, yaitu kapan harus melakukan
pemesanan dan berapa jumlah bahan baku yang harus dipesan. Pengelolaan
persediaan yang optimal tercapai ketika suatu perusahaan mengeluarkan biaya yang
minimum untuk mengelola persediaannya. Dengan mengelola persediaan secara
optimal, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam mengelola
persediaan bahan baku yang dimiliki. PT T merupakan perusahaan manufaktur besi
baja ringan yang berdomisili di Kota Bandung. Saat ini, perusahaan tidak memiliki
metode khusus dalam mengelola persediaan bahan baku yang dimiliki, sehingga
pengelolaan persediaan hanya bergantung pada pengalaman pemilik dalam
menjalankan usahanya.
Pada penelitian ini, penulis mengusulkan jumlah optimum bahan baku yang
dipesan untuk PT T dengan menggunakan metode persediaan EOQ multiple product
yang juga dapat digunakan untuk menentukan jadwal pemesanan bahan baku
berdasarkan data yang diperoleh dari PT T. Penulis juga mengusulkan pada PT T
untuk memiliki tingkat persediaan bahan baku (safety stock) dan titik pemesanan
kembali (reorder point) agar dapat menghadapi permintaan yang berfluktuasi.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif, yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang dapat
memberikan gambaran mengenai situasi yang terjadi pada PT T. Dalam penelitian
ini, data yang digunakan berupa data pemakaian bahan baku, data pembelian bahan
baku, dan data persediaan bahan baku pada periode Juli 2018 sampai dengan
September 2018.
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan metode pengelolaan persediaan
bahan baku EOQ multiple product kepada Supplier A, didapatkan frekuensi
pemesanan optimum sejumlah 16 kali, namun penulis mengusulkan untuk
melakukan pemesanan sebulan dua kali dengan alasan mempermudah PT T untuk
melakukan pemesanan. Metode safety stock dan metode reorder point digunakan
untuk mencari jumlah persediaan bahan baku yang harus dimiliki dan kapan
perusahaan harus melakukan pemesanan kembali untuk mengatasi permintaan yang
berfluktuas