Abstract:
Pentingnya kendaraan umum bagi masyarakat namun dinilai
masih jauh dari nyaman dapat menjadi peluang khususnya bagi usaha taksi
untuk menjangkau konsumen yang menginginkan kenyamanan. Namun era
globalisasi yang semakin maju dan kehadiran taksi online pada tahun 2015
berdampak negatif bagi beberapa perusahaan taksi konvensional. Sama
halnya dengan PT Express Trasindo Utama Tbk yang merupakan
perusahaan taksi konvensional di Indonesia. Jika dibandingkan dengan
perusahaan serupa PT Blue Bird Tbk, net profit margin PT Express
Trasindo Utama Tbk terus mengalami penurunan hingga bernilai negatif
pada tahun 2016-2018 bahkan setelah bekerjasama dengan taksi online.
Apabila hal ini terus berlangsung, perusahaan dapat
mengalami kebangkrutan di masa yang akan datang. Maka dari itu perlu
dilakukan prediksi kebangkrutan pada perusahaan yang terindikasi
mengalami financial distress seperti PT Express Trasindo Utama Tbk
dengan menggunakan Model Altman Z-Score bagi perusahaan publik
manufaktur maupun non-manufaktur. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hasil analisis empat rasio dan trend Altman Z-Score sebelum
dan setelah bekerjasama dengan Uber, serta faktor-faktor yang perlu
diperbaiki.
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif yang
menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi dan studi
kasus meliputi analisis kontekstual dan mendalam terhadap hal yang
berkaitan dengan situasi. Pengumpulan data berupa laporan keuangan
maupun data pendukung lainnya untuk penelitian ini diperoleh dari data
sekunder yaitu laporan keuangan dan laporan tahunan PT Express Trasindo
Utama Tbk tahun 2014-2018 yang diakses melalui situs resmi perusahaan.
Hasil penelitian ini menunjukan PT Express Trasindo Utama
Tbk pada tahun 2014-2016 berada dalam Grey Zone dan berada dalam
Distress Zone pada tahun 2017-2018 dengan nilai Z-Score sebesar 1,5117
pada tahun 2014, 1,4805 pada tahun 2015, 1,4695 pada tahun 2016, -2,4293
pada tahun 2017, dan -13,5396 pada tahun 2018. Nilai Altman Z-Score yang
bernilai negatif menunjukan kondisi keuangan yang sangat buruk dan
mengindikasikan perusahaan dalam kondisi bangkrut. Rasio Net Working
Capital to Total Asset (X1), Retained Earning to Total Asset (X2), Earning
Before Interest and Taxes to Total Asset (X3), dan rasio Book Value of
Equity to Total Liability (X4) bernilai negatif pada tahun 2018. Untuk
menjauhkan perusahaan dari kebangkrutan, faktor-faktor yang perlu
diperbaiki adalah pendapatan, biaya, laba bersih (ROA), dan Manajemen
Struktur Keuangan.