Abstract:
Salah satu subsektor ekonomi kreatif (ekraf), yaitu fesyen merupakan subsektor kedua
terbesar dalam industri ekonomi kreatif yang memberikan kontribusi kepada total
perekonomian nasional. Potensi fesyen di Indonesia juga didorong dengan ekspor yang
besar khususnya dalam industri busana muslim. Indonesia merupakan pengekspor produk
fesyen muslim yang menempati posisi ke-3 di dunia setelah Bangladesh dan Turki
menurut Organisasi Kerja Sama Negara Islam (OKI). Kota Bandung dipilih sebagai kota
yang akan diteliti dikarenakan Kota Bandung merupakan pusat fesyen muslim dunia.
Kota Bandung juga mendapat penghargaan Natamukti karena berhasil dalam memasarkan,
mendorong peningkatan kualitas, serta membangun ekosistem UMKM. Banyaknya
UMKM busana muslim di Kota Bandung mendorong para pengusaha untuk
menghasilkan inovasi-inovasi dalam menjalankan usahanya. Dalam menghasilkan suatu
inovasi dan mendukung Kota Bandung sebagai pusat fesyen muslim dunia, tentunya
diperlukan kapabilitas inovasi yang memadai.
Kapabilitas inovasi adalah kemampuan perusahaan yang berkelanjutan
dalam menggunakan keahlian, pengetahuan, keterampilan serta sumber daya yang
berhubungan dengan penciptaan proses, produk, pelayanan, administrasi atau sistem
organisasi yang baru dalam rangka menciptakan suatu nilai. Menurut Saunila (2017),
terdapat tujuh (7) dimensi dalam kapabilitas inovasi, yaitu kepemimpinan, struktur,
kesejahteraan kerja, keterampilan, pembaruan, pengetahuan eksternal, dan aktivitas
karyawan.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif dikarenakan penelitian
ini menjelaskan atau mendeskripsikan kapabilitas inovasi yang dimiliki oleh 10 UMKM
busana muslim di Kota Bandung. Objek penelitian yang didapat adalah House of
Shasmira, Shafira, Ethica, Rabbani Men, Mezora, Deenay, Pillar Hawa, Gallery Mutiez,
Yuffa Collection, dan Modis Hijab. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara
terstruktur kepada manajer atau pemilik dan karyawan. Selain itu, dilakukan observasi
terhadap lingkungan perusahaan serta interaksi antara manajer atau pemilik dan
karyawannya.
Berdasarkan hasil penelitian, urutan dimensi yang memiliki skor tertinggi
sampai terendah adalah kesejahteraan kerja, aktivitas karyawan, kepemimpinan,
keterampilan, struktur, pembaruan, dan pengetahuan eksternal. Dimensi yang sudah baik
diterapkan oleh seluruh perusahaan adalah kesejahteraan kerja dan aktivitas karyawan
dikarenakan memiliki skor tertinggi, yaitu 48. Sedangkan, dimensi yang masih perlu
ditingkatkan adalah pembaruan dan pengetahuan eksternal dikarenakan memiliki skor
terendah, yaitu 40. Perusahaan yang telah memiliki skor kapabilitas inovasi tertinggi
adalah Deenay dan Yuffa Collection. Sedangkan, perusahaan yang memiliki skor
terendah adalah Rabbani Men.
Para manajer dan pemilik busana muslim sebaiknya mulai meningkatkan
dimensi pembaruan dengan lebih aktif dalam mencari cara baru dalam berbagai bidang
seperti penjualan, produksi, atau pengiriman barang. Para manajer dan pemilik busana
muslim juga sebaiknya meningkatkan dimensi pengetahuan eksternal dengan mulai
membandingkan operasional perusahaan dengan perusahaan lain agar lebih berkembang.
Serta, sebaiknya mempertahankan atau meningkatkan lagi dimensi yang sudah baik saat
ini.