Abstract:
Taman air adalah suatu ruang eksterior yang elemen utamanya berupa tatanan elemen air. Beberapa taman air dapat di temukan sebagai peninggalan Kesultanan Cirebon. Taman air tersebut adalah Taman Air Witana, Taman Air Pakungwati, dan Taman Air Sunyaragi. Sejak era kerajaan Hindu di pulau Jawa sudah mengenal konsep taman air sebagai tempat pemandian yang sakral disebut Petirtaan. Namun berbeda dengan petirtaan Hindu, taman air peninggalan kesultanan Cirebon memiliki keunikan karena dipengaruhi budaya pendatang maupun lokal, yang dapat dilihat dari konsep tata ruang dan ornamentasi taman air.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami wujud tata ruang makro, tata ruang mikro, dan ornamentasi dari setiap taman air. Tata ruang makro meliputi kosmologi dari taman air sedangkan tata ruang mikro meliputi sosok bentuk petirtaan. Penelitian ini juga mengkaji faktor-faktor budaya yang mempengaruhi setiap taman air dan hubungan dari ketiga taman tersebut.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan petirtaan. Metode analisis dalam studi menggunakan pendekatan kualitatif secara deskriptif-analitis berdasarkan data primer maupun data sekunder. Data primer mencakup sumber data yang didapat dari pengamatan objek secara langsung dan data sekunder mencakup studi literature mengenai asitektur taman air.
Berdasarkan analisa taman air kuno yang berada di Cirebon memiliki keserupaan dengan petirtaan Hindu yang berfungsi sebagai tempat ritual yang sakral dengan keunikan adanya padu padan dengan taman air Timur Tengah (Islam) yang berfungsi sebagai tempat rekreasi. Selain itu terdapat pengaruh dari budaya Cina yaitu pada ornamentasi Wadasan dan ornamentasi yang ada pada setiap taman air tersebut. Oleh karena itu Taman Air Cirebon memiliki keunikan tersendiri karena adanya akulturasi dari berbagai budaya yang ada (Hindu, Islam, dan Cina). Hal ini menunjukkan Cirebon dinilai kota yang tidak tertutup dari pengaruh budaya luar.