Abstract:
Keraton Kasepuhan adalah salah satu peninggalan Kesultanan Cirebon tertua, yang
kini berperan sebagai artefak kota. Keberadaan artefak kota sebagai monumen yang
propelling selalu ditunjang oleh keberadaan permukiman. Dalam hal ini, permukiman
yang menunjang Keraton Kasepuhan adalah Kampung Mandalangen. Berada sebagai
permukiman magersari Keraton, Kampung Mandalangen tentu punya pola dan citra
tersendiri yang membedakannya dari perkampungan lain. Citra kampung dapat dipahami
salah satu caranya melalui identifikasi elemen fisik kampung. Masalahnya, akibat tatanan
Kampung Mandalangen yang amorf, identifikasi elemen fisiknya menjadi sulit, sehingga
citra yang terbentuk adalah citra keseluruhan. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian
mengenai elemen fisik pembentuk citra Kampung Mandalangen karena dengan
mengetahui elemennya, citra kampung dapat terjelaskan lebih spesifik, sehingga terjadi
rekognisi terhadap Kampung Mandalangen yang dapat menjaga kelestariannya.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif.
Langkah awal penelitian adalah dengan melakukan pengamatan sekaligus pemetaan
Kampung Mandalangen menggunakan teknologi foto udara, dan perekaman elemen fisik
pembentuk citra kampung. Penelitian dilanjutkan dengan melakukan studi literatur terkait
pembahasan citra kawasan berdasarkan elemen fisik menurut Kevin Lynch, yang
dijadikan referensi saat melakukan proses analisis citra kampung kemudian.
Adapun hasil yang didapat dari penelitian ini adalah ada 4 elemen fisik pembentuk
citra yang ditemukan pada Kampung Mandalangen, yaitu path (jalan), edge (dinding
rumah warga dan Benteng Kuta Kosod), district (kawasan luar dan dalam benteng), serta
gate. Dari keempat elemen tersebut, elemen yang membentuk citra paling kuat adalah
edge Benteng Kuta Kosod dan gate. Citra yang terbentuk yaitu citra Kampung
Mandalangen sebagai kampung yang terasosiasi dengan Keraton. Mengingat keberadaan
Kampung Mandalangen sebagai penunjang Keraton, citra tersebut benar adanya, dan
harus dijaga supaya keduanya tetap lestari. Semakin citra mengalami degradasi, berarti
kampung makin kehilangan identitas, dan kelestariannya pun terancam. Ada baiknya jika
elemen-elemen tadi, terutama benteng dan gate dijaga dan diperbaiki dalam usaha untuk
mempertahankan identitas dan melestarikan peninggalan sejarah dan budaya.