Abstract:
Penelitian ini dilatar belakangi dengan ketertarikan penulis pada sebuah gereja
Katolik di Ganjuran yang memilih untuk mengangkat ungkapan bentuk arsitektur Jawa
setelah terjadi keruntuhan akibat gempa bumi di Yogyakarta pada tahun 2006. Atas dasar
tersebut maka tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah arsitektur
Jawa diterapkan pada Gereja Katolik Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran, karena pada
dasarnya arsitektur Jawa dan arsitektur gereja Katolik memiliki aturan, pakem, dan kaidah
tersendiri.
Untuk menjawab hal tersebut diperlukan dasar teori sebagai acuan untuk
menganalisis data-data yang telah diperoleh. Teori-teori yang dibutuhkan adalah teori
mengenai dua jenis arsitektur yaitu arsitektur Jawa dan arsitektur gereja Katolik. Data-data
diperoleh dari hasil observasi lapangan, pustaka dan juga wawancara dengan pengelola
gereja.
Pada bab tiga berisikan deskripsi objek Gereja Katolik HKTY Ganjuran yang
dijabarkan berdasarkan teori-teori pada bab dua yaitu mengenai orientasi gereja, hirarki
dan ruang-ruang pada gereja, perabot gereja, orientasi arsitektur Jawa, hirarki bentuk dan
ruang Jawa, zonasi ruang, elemen pembentuk ruang, struktur dan konstruksi yang
digunakan dan elemen dekorasi.
Pada bab empat, setelah terkumpul teori dan data objek dilakukan analisis untuk
mengetahui bagaimana arsitektur Jawa diterapkan dalam gereja katolik Hati Kudus Tuhan
Yesus Ganjuran. Butir-butir pembahasan analisis berdasarkan pada poin teori dan deskripsi
objek yaitu mengenai orientasi gereja, hirarki ruang gereja, perabotan gereja, orientasi
arsitektur Jawa, hirarki bentuk dan ruang, zonasi ruang, elemen pembentuk gereja, struktur
dan konstruksi yang digunakan dan elemen dekorasi.
Pada akhirnya dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa memang benar bahwa Gereja
Katolik Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran mengadopsi arsitektur Jawa pada bangunan
gerejanya tetapi belum dilakukan secara optimal karena perletakkan altar yang tidak berada
di tengah ruang dimana seharusnya orientasi pada joglo memusat ke tengah ruang. Selain
daripada hal itu, bentuk arsitektur Jawa dan arsitektur gereja terpenuhi dan berjalan dengan
harmonis sehingga kegiatan liturgi Gereja Katolik Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran dapat
terwadahi dengan baik dalam wujud arsitektur Jawa.