Pengembangan arsitektur joglo untuk temporary shelter pascagempa

Show simple item record

dc.contributor.advisor Gunawan, Yenny
dc.contributor.author Alvin, Theodorus
dc.date.accessioned 2019-08-09T07:31:18Z
dc.date.available 2019-08-09T07:31:18Z
dc.date.issued 2018
dc.identifier.other skp37196
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/8735
dc.description 6015 - FTA en_US
dc.description.abstract Pulau Jawa merupakan salah satu pulau dengan jumlah gunung berapi terbanyak, dilalui berbagai lempeng tektonik aktif, menyebabkan pulau ini sangat rawan terhadap bencana gempa. Jumlah populasi penduduk yang tinggi di Pulau Jawa, menyebabkan proses penanganan korban pascagempa menjadi sulit. Salah satu solusi dalam menjawab kebutuhan korban akan kebutuhan akan hunian yang layak, praktis dan murah adalah temporary shelter. Namun, kebanyakan temporary shelter dirancang secara modern, sehingga masih tergolong sulit, mahal dan tidak lazim untuk dibangun oleh masyarakat secara partisipatori dalam kondisi pascagempa. Maka dari itu, muncul gagasan untuk mengadaptasi salah satu kemampuan arsitektur tradisional yang mampu diadaptasi menjadi desain temporary shelter, yaitu kemampuan knock-down pada arsitektur suku Jawa, Joglo. Dengan demikian, penelitian mengenai adaptabilitas Joglo sebagai temporary shelter perlu dilakukan dengan tujuan: (1) mengetahui kelemahan dan potensi dari arsitektur Joglo jika digunakan dalam penerapan rancangan temporary shelter; dan (2) mengembangkan purwarupa desain dari temporary shelter yang mengadaptasi dan arsitektur Joglo. Metode penelitian yang digunakan adalah metode riset terapan atau eksperimen, yang berfokus pada desain yang mengadaptasi arsitektur Joglo pada sistem bongkar pasang yang diaplikasikan pada temporary shelter. Data yang digunakan dalam penelitian adalah kriteria desain temporary shelter yang dikemukakan oleh UNHCR (2011) dan fungsionalitas dan keteknikan arsitektur Joglo yang dipaparkan oleh Frick (1997). Setelah mengetahui data mengenai arsitektur Joglo, maka data tersebut akan diuji terhadap kriteria desain temporary shelter dalam aspek efektivitas dan efisiensi. Tahap selanjutnya merupakan penentuan potensi dan kelemahan arsitektur Joglo sebagai temporary shelter. Potensi-potensi akan dikembangkan lebih lanjut, sementara kelemahan-kelemahan arsitektur Joglo akan diatasi tanpa mengurangi potensi yang ada. Tahap selanjutnya adalah mengembangkan 2 tipe purwarupa desain temporary shelter dengan alternatif pada material konstruksi, dimana material kayu kelapa (tipe I) dan bambu wulung (tipe II) digunakan untuk menggantikan kayu jati, material otentik Joglo, yang dinilai kurang efisien. Kedua tipe ini, mampu memenuhi kriteria temporary shelter, karena cukup fungsional (efektif) dan memenuhi syarat keteknikan (efisien). Dengan penelitian ini, diharapkan kelak semakin banyak arsitektur tradisional yang diadaptasi dalam menangani isu aristektur pascabencana. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject Joglo en_US
dc.subject temporary shelter en_US
dc.subject pascagempa en_US
dc.title Pengembangan arsitektur joglo untuk temporary shelter pascagempa en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2014420120
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0430117602
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI611#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account