Abstract:
The Aesthteic Townscape dan The Concise Townscape sering digunakan untuk
mengamati atau meneliti townscape. Perbedaan konteks pada kedua buku ini memerlukan
penyesuaian dengan substansi keestetikaan lingkungan perkotaan secara umum. Ada nilai
kultur dan iklim yang merupakan faktor pembentuk karakter townscape. Diperlukan kajian
substansi pada kedua buku tersebut untuk mencari nilai keestetikaan lingkungan perkotaan
apa yang muncul pada pembahasan dari kedua buku tersebut. Penelitian kali ini akan
mengkaji substansi pada buku The Aesthetic Townscape karya Yoshinobu Ashihara,
dengan latar belakang konteks lingkungan perkotaan di Jepang (budaya asia). Kajian
teoritik pada buku ini akan menjadi kacamata baru untuk melihat fakta lingkungan
perkotaan pada ruang kordior dan simpul.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan indikasi berbasis nilai yang
terkandung pada substansi buku The Aesthetic Townscape. Penelitian mengambil sampel
dari penelitian di koridor Jl. Ngasem dan Simpul Pasar Ngasem. Indikasi berbasis The
Aesthetic Townscape ini akan memberikan perspektif baru tentang perwujudan kultur pada
arsitekturnya. Indikasi keestetikaan berbasis buku The Aesthetic Townscape ini diwujudkan
dalam bentuk grafik hubungan tiga sumbu (sumbu Yoshinobu, sumbu Carter, sumbu
Smithies) dari hasil pengamatan visual pada koridor Jl. Ngasem dan Simpul Pasar Ngasem.
Penelusuran dominasi elemen kota digunakan metoda deskriptif-kualitatif yang dilakukan
dengan pendekatan pictorial analytic pada serial vision untuk satu spot/titik penelitian.
Melalui penelitian ini ditemukan bahwa buku The Aesthetic Townscape semuanya
berpusat pada kultur dan budaya setempat. Kacamata The Aesthetic Townscape digunakan
pada saat mengklasifikasikan elemen kota di Koridor Ngasem dan Simpul Pasar Ngasem.
Pengklasifikasian ragam elemen ini merupakan hasil perwujudan kultur, budaya, dan iklim
setempat yang mempengaruhi masyarakat berarsitektur dan mengekspresikan karakter
townscape kultur setempat.