Dinamika keterhubungan soundscape dengan elemen arsitektural : studi kasus Komplek Gereja Katedral Santo Petrus Bandung

Show simple item record

dc.contributor.advisor Sugiarto, Roni
dc.contributor.author Joan, Katarina
dc.date.accessioned 2019-08-07T08:03:30Z
dc.date.available 2019-08-07T08:03:30Z
dc.date.issued 2018
dc.identifier.other skp37186
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/8697
dc.description 6005 - FTA en_US
dc.description.abstract Dalam arsitektur khususnya arsitektur Gereja, pengalaman ruang memegang peran penting untuk mendukung fungsinya. Pengalaman ruang tersebut bersifat multi-indera, sehingga arsitektur menekankan perhatiannya pula pada ruang arsitektural melalui pengalaman audial. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dinamika keterhubungan pengalaman soundscape terhadap arsitektur khususnya elemen-elemenya yang ada pada Kompleks Gereja Katedral Santo Petrus Bandung untuk melihat pula keestetikaan lingkungannya. Gereja Katedral Santo Petrus Bandung telah berdiri sejak tahun 1922 di pusat kota Bandung dan lokasinya bersebelahan dengan jalur kereta api, jalan raya serta merupakan lintasan pesawat terbang. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan metode analisis, interpretasi dan pencapaian deskriptif. Pengukuran lapangan, penyebaran kuesioner dan wawancara dilakukan guna melengkapi data kualitatif. Analisa dilakukan dengan metode analitis antara hasil observasi lapangan, klasifikasi data, pembagian kuesioner, wawancara serta menghubungkannya dengan kajian teori tentang soundscape, sense of place, intention of architecture, akustik arsitektur, teori persepsi dan Karakteristik Gereja Katolik. Suara yang dominan terdengar pada Kompleks Gereja Katedral adalah suara kereta api, suara kendaraan, suara masjid dan suara pesawat terbang. Para pengunjung masih merasa nyaman dengan suara-suara bising karena adanya suara natural yang mendukung kegiatan peribadatan di dalam Kompleks Gereja. Elemen arsitektural yang sudah berkembang dari waktu ke waktu dianggap masih belum bekerja secara optimal, sehingga suara-suara bising masih dapat terdengar. Suara yang dihasilkan oleh Gereja yaitu suara lonceng menjadi sebuah tanda (soundmark) bagi kawasan tersebut dan dianggap tidak mengganggu. Jika dilihat dari kacamata keestetikaan, hubungan elemen arsitektural dan soundscape Gereja Katedral Bandung dengan keestetikaan perkotaan masih belum tercipta dengan baik karena nilai baik, benar dan indahnya belum seimbang. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai pertimbangan dan masukan bagi perencana dan peracang pada kedalaman desain, khususnya dalam mendesain sebuah Gereja. Melalui perancangan yang memperhatikan aspek pengalaman multi-indera khususnya dalam auditory experience, pengalaman ruang dapat dirasakan secara menyeluruh dan kualitas ruang gereja dapat meningkat. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject Soundscape en_US
dc.subject Elemen Arsitektural en_US
dc.subject Gereja en_US
dc.title Dinamika keterhubungan soundscape dengan elemen arsitektural : studi kasus Komplek Gereja Katedral Santo Petrus Bandung en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2014420112
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0413048206
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI611#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account