Abstract:
Budaya merupakan suatu aspek penciptaan akal budi yang dilakukan oleh manusia, proses
penciptaan akal budi dilakukan dengan seluruh pengetahuan yang dimiliki oleh manusia tersebut, hasil dari
proses berbudaya kemudian menghasilkan beragam bentuk fisik, maupun non fisik seperti kesenian,
kepercayaan, hingga adat istiadat. Perkampungan Balla Tumuka merupakan salah satu permukiman yang
masih mempertahankan bentuk fisik arsitektural rumah adat Mamasa. Adat istiadat yang diturunkan dari
generasi ke generasi secara lisan, masih dipegang, dan dijadikan landasan dalam membangun baik dalam
skala penataan yang mencakup orientasi, topografi. hingga skala rumah yang mencakup bentuk, ukuran,
serta ornamen yang terkait pada bangunan tersebut.
Metode yang digunakan pada penelitian ini merupakan metode kualitatif deskriptif dengan
melakukan pengamatan terhadap bentuk tatanan fisik permukiman yang dipengaruhi adat istiadat yang
berlaku. Beberapa aspek yang ditinjau diambil melalui dua skla cakupan, skala massa dan skala rumah,
adapun aspek yang berkaitan dengan aturan adat terhadap penataan permukiman mencakup topografi,
orientasi, dan sirkulasi. Serta pada cakupan skala rumah ditinjau dari bentuk, strata sosial, dan zonasi. Data
yang diperoleh kemudian dianalisis berdasarkan teori hubungan adat istiadat dan permukiman dari buku
“pasang surut arsitektur Indonesia” oleh Josef Prijotomo, “House form and culture” oleh Amos Rapoport
serta buku konsep permukiman “the concept of Dwelling” oleh christian Norberg Schulz.
Hasil penelitian menunujukan adanya pengaruh adat istiadat dalam penataan permukiman baik
pada aspek orientasi, Topografi, serta sirkulasi. Orientasi perkampungan Balla Tumuka merujuk pada arah
terbit dan terbenamnya matahari, dan muka bangunan menghadap kearah timur. Orientasi tersebut didasari
sebagai rasa syukur kepada matahari yang telah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, dan mata
pencahariannya. Dari skala rumah bentuk rumah dipengaruhi olh aspek patriarki dan matriarki seorang
individu, semakin mampu seorang individu, semakin baik juga rumah yang ia tempati, ini yang kemudian
menjadi dasar pembagian lima jenis rumah adat Mamasa.