Abstract:
Bencana yang terjadi di Indonesia menyebabkan banyak kerugian, dari korban jiwa manusia
dan juga infrastruktur kota. Tidak hanya itu, perumahan yang menjadi tempat tinggal masyrakat
mengalami kerusakan. Seperti bencana yang terjadi pada 27 Mei 2006 di Jogja menyebabkan hampir
109.028 rumah mengalami kerusakan, dan harus mengalami perbaikan. Jogja kembali mengalami
bencana alam erupasi merapi terjadi pada 26 Oktober 2010 mengakibatkan 3.705 rumah mengalami
kerusakan, menyebabkan warganya di haruskan berpindah tempat, karena tidak layak huninya
hunian masyarakat dan willayah yang menjadi kawasan rawan bencana. Rumah hunian yang rusak
mengalami rekonstruksi dan rehabilitasi sebagaimana yang diperlukan untuk mendapatkan kembali
hunian dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakat korban bencana.
Setelah lebih dari satu dekade dibangunnya hunian yang telah mengalami proses rehabilitasi
dan rekonstruksi, banyak hunian yang telah berubah bentuk sebagaimana kebutuhan penghuninya.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana bentuk transformasi hunian yang telah
direhabilitasi dan direkonstruksi, lalu mengklasifikasikannya menjadi beberapa ragam transformasi
yang terjadi pada hunian tetap pagerjurang dan desa ngibikan.
Berdasarkan topik yang dipilih pada kasus ini dikategorikan kedalam penelitian deskriptifanalisis.
Penelitian ini akan memberi gambaran realitas terhadap objek yang diteliti melalui data
yang telah diperoleh sebagaimana adanya tanpa menambah atau melebihkannya (obyektif). Setelah
itu data yang telah terkumpul akan di analisis dan akan dikembangkan satu varibel yang nantinya
akan digunakan untuk model pendidikan berbasis kompetensi.
Hasil penelitian berupa analisis klasifikasi yang didalamnya terdapat ragam transformasi
bentuk pada Hunian Tetap Desa Pagerjurang dan Desa Ngibikan. Klasifikasi yang menghasilkan
ragam akan menjadi pedoman untuk membandingkan kedua bentuk transformasi arsitektural yang
terjadi pada Hunian Tetap Desa Pagerjurang dan Desa Ngibikan.
Penelitian bermanfaat yang didasari oleh kegunaan praktis, dapat bermanfaat bagi institusi
terkait untuk menambah wawasan dan pandangan arsitek mengenai transformasi arsitektural pada
hunian pasca bencana, juga dapat menjadi bahan acuan untuk mengkritisi ragam transformasi. Bagi
mahasiswa penelitian ini dapat menjadi acuan, referensi, dan bahan studi lanjutan, untuk meneliti
transformasi arsitekrural pada hunian pasca bencana. Bagi peneliti sendiri penelitian ini bermanfaat
dapat menambah wawasan mengenai etika perancangan khususnya terhadap aspek makna fungsi
dan bentuk bangunan.