Gender dalam arsitektur peninggalan Cirebon kajian terhadap bentuk dan tata ruang pada Keputren dan Kaputran Keraton Kasepuhan, Kanoman, dan Taman Sari Sunyaragi

Show simple item record

dc.contributor.advisor Indrarani, Indri Astrina Fitria
dc.contributor.author Natasha, Valenzia
dc.date.accessioned 2019-08-03T06:28:04Z
dc.date.available 2019-08-03T06:28:04Z
dc.date.issued 2018
dc.identifier.other skp37148
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/8609
dc.description 5967 - FTA en_US
dc.description.abstract Budaya gender yang telah diwariskan secara turun-temurun, mencerminkan nilainilai sosial dan budaya di kalangan masyarakat. Pemisahan gender dalam ruang sudah dapat terlihat dari arsitektur tradisional Jawa yang mencerminkan budaya patriarki yang memandang kedudukan laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Budaya-budaya dan batasan gender tersebut juga terdapat dalam bentuk arsitektur dan penataan ruang Keraton (Kaputran dan Keputren). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif, Mendeskripsikan dengan memaparkan fakta-fakta sesuai dengan data yang ada di lapangan, Kemudian dilakukan deskripsi, analisis, dan komparasi terhadap bentuk dan tata ruang keputren dan kaputran dari Keraton Kasepuhan, Kanoman, dan Taman Sari Sunyaragi yang dikaji berdasarkan teori-teori gender dan arsitektur. Dalam penelitian ini ingin mencoba mengetahui bagaimana pengaruh-pengaruh gender dalam arsitektur keraton di Cirebon dan menemukan karakteristik yang tercermin pada bentuk dan tatanan ruang keputren dan kaputran pada ketiga objek studi. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa gender sebagai suatu konstruksi sosial yang abstrak, ternyata memiliki cerminan atau wujud dalam ruang arsitektur secara nyata dan dapat terlihat dari berbagai aspek. domain ruang laki-laki mengandung nilai primer, maskulin bersifat terbuka, sedangkan domain ruang perempuan mengandung nilai sekunder, feminin dan bersifat tertutup. Ditemukan juga bahwa tata letak arsitektur tidak hanya menyampaikan kelas tetapi juga hirarki gender. Penempatan area perempuan (keputren) selalu berada di sebelah kiri sumbu dan area laki-laki (kaputran) selalu berada di sebelah kanan Representasi hubungan gender ideal ini dibentuk oleh, dan dikomunikasikan melalui, pergerakan dalam ruang dan adanya kontrol di dalam ruang. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject keraton en_US
dc.subject keputren en_US
dc.subject kaputran en_US
dc.subject bentuk dan tata ruang en_US
dc.subject gender en_US
dc.subject Cirebon en_US
dc.title Gender dalam arsitektur peninggalan Cirebon kajian terhadap bentuk dan tata ruang pada Keputren dan Kaputran Keraton Kasepuhan, Kanoman, dan Taman Sari Sunyaragi en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2014420017
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0410047905
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI611#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account