Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan ketertarikan penulis terhadap Gereja Katolik yang berlokasi di Ganjuran yang dibangun kembali akibat bencana gempa pada tahun 2006. Pembangunan kembali ini mengubah beberapa gaya arsitektur beberapa massa, menjadikan massa di dalam objek ini menjadi beragam gaya arsitekturnya yaitu Belanda, Jawa, dan Hindu. Sedangkan kawasan sekitarnya masih menggunakan gaya arsitektur Belanda. Perbedaan gaya arsitektur ini membuat orang memiliki praduga bahwa objek ini tidaklah kontekstual. Atas dasar tersebut maka tujuan skripsi ini adalah untuk mengetahui keselarasan atau kontekstualitas dalam arsitektur pada gereja katolik yang memiliki beragam gaya arsitektur, terhadap dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya.
Untuk menjawab hal tersebut objek ditinjau berdasarkan teori utama kontekstualitas terhadap Lingkungan, Bentuk, dan Fungsi. Kontekstualitas terhadap Lingkungan muncul karena arsitektur dan lingkungan sekitarnya tidak dapat dipisahkan, lingkungan menjadi dasar kenapa kontekstualitas diperlukan. Pada kontekstualitas terhadap Lingkungan dibahas kaitan objek dengan iklim dan budaya yang ada. Lalu pada kontekstualitas terhadap Bentuk mengkaji kontekstualitas bangunan dari segi bentuknya. Dan terakhir, kontekstualitas terhadap Fungsi memfokuskan pada keselarasan ruang dalam bangunan dengan nama fungsi yang diembannya.
Kemudian setelah data objek dikumpulkan, dilakukan tahap analisis untuk meneliti kekontekstualitasan objek berdasarkan teori kontekstualitas dalam arsitektur terhadap Lingkungan, Bentuk, dan Fungsi yang telah ada. Dalam analisis ditemukan bahwa secara garis besar bangunan ini sudah cukup memenuhi kontekstualitas dalam arsitektur.
Pada akhirnya dapat ditarik simpulan bahwa walaupun terdapat beragam gaya arsitektur yang ada pada arsitektur gereja katolik ini, kontekstualitas dalam arsitektur tetap dapat tercapai. Karena dari kontekstualitas terhadap Lingkungan, Bentuk, dan Fungsinya, aspek-aspek yang ada telah terpenuhi.