Komparasi tata massa dan ruang pada Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon dan Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta

Show simple item record

dc.contributor.advisor Indrarani, Indri Astrina Fitria
dc.contributor.author Meidianto, Muhammad Rifki
dc.date.accessioned 2019-08-02T10:11:30Z
dc.date.available 2019-08-02T10:11:30Z
dc.date.issued 2018
dc.identifier.other skp37822
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/8528
dc.description 6041 - FTA en_US
dc.description.abstract Penyebaran Islam di Indonesia meninggalkan keberagaman budaya akibat adanya akulturasi khususnya di Pulau Jawa. Diantaranya adalah ritual-ritual atau aktivitas asli Jawa kuno yang disesuaikan dan dipadukan dengan budaya Islam. Aktivitas ritual budaya ataupun ritual religius Islam tersebut tentunya memerlukan ruang. Masjid pun menjadi wadah untuk aktivitas tersebut dengan ruang-ruang di dalamnya yang menunjang aktivitas-aktivitasnya. Aktivitas-aktivitas tersebut tentunya mempengaruhi tata ruang dan massa pada masjid sebagai sarana penyebaran agama Islam saat itu. Cirebon dan Yogyakarta yang merupakan dua kerajaan Islam atau kesultanan di Pulau Jawa pada saat itu tentunya memiliki masjid utama sebagai sarana ibadah maupun sarana penyebaran agama, masjid tersebut adalah Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon dan Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta. Kedua masjid tersebut memiliki lokasi dengan keadaan berbeda, hal ini menarik untuk diteliti karena tentunya dua wilayah ini memiliki budaya yang berbeda. Tujuan penelitian untuk mencari perbedaan dan persamaan tata ruang dan massa berdasarkan aktivitas pada Masjid Agung Sang Cipta Rasa dan Masjid Gedhe Kauman. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan cara mendeskripsikan keadaan tata ruang dan massa kedua masjid dan membandingkannya dengan teori tata ruang dan massa berdasarkan aktivitasnya untuk mengetahui perbedaannya. Data kedua masjid dikumpulkan dengan cara observasi lapangan dan studi pustaka. Data dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu tata massa pada lingkup lingkungan sekitar, dan tata ruang dan massa pada lingkup tapak kedua masjid. Analisis aktivitas dan budaya di kedua masjid dikaitkan dengan teori tata ruang dan massa, dan juga kebutuhan ruangnya yang kemudian membandingkan tata ruang dan massa kedua masjid tersebut. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa terdapat perbedaan tata massa pada kedua masjid dimana Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang berada di pesisir memiliki orientasi ke arah kiblat sesuai ajaran Islam dan Masjid Gedhe Kauman yang berada di pedalaman Jawa berorientasi tepat ke arah matahari terbenam atau barat mengikuti konsep kosmologi Jawa yang digunakan keraton. Selain itu, ritual budaya setempat Yogyakarta dilakukan di kompleks Masjid Gedhe Kauman yang mempengaruhi tata massanya sedangkan di Cirebon, ritual budaya setempat dilakukan di kompleks Keraton Kasepuhan ataupun alun-alun. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada tata ruang dari kebutuhan aktivitas ritual Islam, namun hanya saja pada Masjid Gedhe Kauman, terdapat pembatasan yang jelas antara ruang shalat atau bersuci pada pria dan wanita dimana adanya pawestren atau ruang shalat wanita pada masjid tersebut dan ruang tersebut tidak terdapat pada Masjid Agung Sang Cipta Rasa. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject Islam en_US
dc.subject aktivitas religi en_US
dc.subject aktivitas budaya en_US
dc.subject masjid en_US
dc.subject arsitektur en_US
dc.subject tata ruang en_US
dc.subject tata massa en_US
dc.title Komparasi tata massa dan ruang pada Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon dan Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2014420035
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0410047905
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI611#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account