Abstract:
Pencahayaan alami merupakan faktor yang penting dalam bangunan sekolah dimana
dengan pemenuhan pencahayaan alami yang baik pada sekolah dapat membantu penghematan
energi dalam hal kebutuhan pencahayaan buatan. Sebagaimana yang diketahui bangunan
pendidikan mengkonsumsi sekitar 39% dari keseluruhan konsumsi energi untuk kebutuhan
pencahayaan dan merupakan faktor kedua tertinggi setelah kebutuhan konsumsi energi untuk
pendingin buatan. Gedung C Universitas Multimedia Nusantara merupakan salah gedung yang
mendapatkan berbagai penghargaan dalam hal konservarsi energi akibat penggunaan double skin
facade sebagai selubung bangunan yang terbukti dapat mengurangi beban kerja penghawaan
buatan. Penggunaan elemen aluminium perforated panel sebagai double skin facade tentu juga
berdampak terhadap performa pencahayaan alami pada ruang kelas.
Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif
dengan cara pengukuran dan pengamatan kondisi eksisting Gedung C UMN. Hasil pengukuran
awal menunjukkan hampir keseluruhan ruang kelas di lantai 3 masih belum memenuhi standar
pencahayaan alami, sehingga upaya peningkatan pencahayaan alami perlu guna meningkatkan
performa pencahayaan. Berbagai upaya modifikasi dilakukan seperti mengubah warna, material,
bentuk plafon dan juga penambahan element light shelf. Semua upaya tersebut dilakukan dengan
mempertahankan desain double skin facade eksisting sehingga tidak mengubah tampilan double
skin facade dari luar.
Berdasarkan hasil simulasi diketahui bahwa performa pencahayaan alami pada ruang kelas
lantai 3 UMN bila tidak menggunakan double skin facade ternyata sudah cukup memenuhi standar
tingkat pencahayaan alami kecuali untuk ruang 309 yang memang terhalangi oleh gedung lain.
Ketika dibayangi oleh double skin facade performa pencahayaan alami turun 80,6% dibandingkan
dengan kondisi tanpa menggunakan double skin facade. Dari berbagai modifikasi yang dilakukan
diketahui peningkatan performa pencahayaan alami terbesar terjadi ketika modifikasi warna dan
material dilakukan yakni performa pencahayaan alami mengalami kenaikan sekitar 39,1% dari
kondisi eksisting. Dari hasil modifikasi plafon diketahui pula bahwa bentuk plafon lengkung tidak
banyak berkontribusi terhadap penyebaran cahaya alami kedalam bangunan tanpa bantuan bidang
penangkal horizontal seperti light shelf. Dari total modifikasi diketahui bahwa optimasi desain
pasif pada Gedung C UMN yang memiliki double skin facade masih kurang efektif hanya dapat
meningkatkan total 58% dari kondisi eksisting dan masih dibawah standar yang dibutuhkan.