dc.description.abstract |
Kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang memengaruhi seorang manusia untuk dapat memahami dan mengendalikan emosi yang ada pada dirinya. Pada penelitian kali ini, terdapat dugaan bahwa kecerdasan emosional memiliki hubungan dengan stres dialami para karyawan ketika menjalankan pekerjaanya, khususnya pada karyawan yang tuntutan pekerjaanya tinggi. Hubungan tersebut juga diduga berpengaruh terhadap tingkat motivasi yang dimiliki para karyawan tersebut yang berujung pada kinerja yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara Kecerdasan Emosional, Stres, dan Motivasi Kerja Karyawan pada Divisi Sales di PT. X, Bandung. PT. X merupakan perusahaan authorized dealer otomotif yang sudah beroperasi sejak tahun 1987 yang memiliki fasilitas penjualan unit kendaraan (sales), perawatan (service), dan penjualan suku cadang (sparepart).
Dalam penelitian ini digunakan metode survey untuk memperoleh data – data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara mewawancarai HRD PT. X, kemudian membagian kuesioner kepada responden yang telah ditentukan yaitu pegawai dari divisi sales karena memiliki tingkat work pressure yang tinggi sebanyak 30 responden. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karyawan sales representative memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa karyawan pada divisi sales dapat menyadari dan dapat mengendalikan perasaan serta tindakannya. Begitu juga dengan variabel stres karyawan pada divisi sales memiliki tingkat stres yang tinggi. Tingginya tingkat stres diakibatkan karena adanya penetapan target dari perusahaan sehingga bilamana tidak terpenuhi maka akan dikenakan sanksi. Secara keseluruhan, tingkat motivasinya juga tinggi. Hasil analisis ini menemukan bahwa terdapat hubungan positif yang lemah antara variabel kecerdasan emosional dan stres kerja karyawan di PT. X, hubungan positif sangat lemah antara variabel kecerdasan emosional dengan motivasi kerja karyawan di PT. X, dan hubungan positif sangat lemah antara variabel stres kerja dan motivasi kerja karyawan di PT. X.
Terkait dari penelitian ini, peneliti memberikan saran untuk PT. X agar mengkaji kembali tuntutan yang diberikan kepada para karyawan serta menimbang kembali apa yang seharusnya menjadi imbalan untuk karyawan agar dapat meningkatkan motivasi dalam bekerja yang berujung pada kinerja yang diharapkan oleh perusahaan. |
en_US |