Abstract:
Dalam mengatur persediaan, terdapat dua hal yang perlu
dipertimbangkan oleh perusahaan, yaitu kapan pemesanan dilakukan dan berapa
jumlah yang dipesan. Manajemen persediaan dikatakan optimal jika perusahaan
mengeluarkan biaya seminimal mungkin dalam mengatur persediaan. Toko P
merupakah salah satu supplier salon yang berletak di perumahan Mekarwang i,
Kota Bandung. Selama menjalankan aktivitas usahanya, Toko P belum memiliki
manajemen secara khusus, sehingga pemilik usaha belum mengetahui seberapa
optimal pengelolaan persediaan saat ini.
Pada penelitian ini, penulis mengusulkan frekuensi dan jumlah
pemesanan optimal pada Toko P dengan menggunakan metode EOQ for multiple
products. Dalam melakukan pemesanan kepada pemasok, Toko P
menggabungkan setiap jenis barang yang dipesan kedalam satu kali pemesanan
sehingga pendekatan yang digunakan adalah complete aggregation. Sementara
itu, untuk menghadapi permintaan pembeli yang berfluktasi, penulis juga
mengusulkan tingkat persediaan barang cadangan (safety stock) dan titik
pemesanan (reorder point) kembali menggunakan model probabilistik dengan
situasi permintaan berfluktasi dan lead time konstan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif, yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang dapat
menggambarkan situasi yang terjadi pada Toko P. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data penjualan barang, data pemasok, dan data persediaan
periode September 2017 sampai dengan Agustus 2018 yang diperoleh dari
pencatatan barang secara komputerisasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa frekuensi pemesanan optimal
yang sebaiknya dilakukan oleh Toko P terhadap pemasok 1 adalah 21 kali. Selain
itu, biaya persediaan yang dikeluarkan oleh Toko P jika menggunakan metode
EOQ for multiple products lebih rendah dibandingkan dengan cara perusahaan
saat ini. Penghematan biaya persediaan yang diperoleh Toko P jika menggunakan
metode EOQ for multiple products dalam mengelola persediaan adalah 12%
dengan nilai sebesar Rp169.431.